news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pakistan Dilanda Gelombang Panas, 65 Orang Tewas

22 Mei 2018 6:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelombang Panas Melanda Pakistan (Foto: REUTERS/Akhtar Soomro)
zoom-in-whitePerbesar
Gelombang Panas Melanda Pakistan (Foto: REUTERS/Akhtar Soomro)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 65 orang di kota Karachi, Pakistan, meninggal dunia akibat gelombang panas yang terjadi di negara tersebut dalam tiga hari terakhir. Jumlah korban kemungkinan bisa bertambah karena suhu tinggi diperkirakan berlangsung dalam beberapa hari kedepan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Senin (21/5), gelombang panas terjadi saat warga Pakistan sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Media lokal melaporkan pada Senin (22/5), suhu di Pakistan mencapai 44 derajat celcius.
Kejadian ini mendapat perhatian serius dari Yayasan Edhi yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial. Yayasan ini menyediakan kamar dingin penyimpanan mayat.
Salah satu pengelola yayasan bernama Faisal Edhi menuturkan, sebagian besar warga yang meninggal dunia tinggal di daerah miskin di Karachi.
"65 orang telah tewas selama tiga hari terakhir. Kami memiliki mayat di fasilitas penyimpanan dingin kami dan dokter lingkungan mereka mengatakan mereka meninggal karena stroke panas," kata Edhi.
Gelombang Panas Melanda Pakistan (Foto: REUTERS/Akhtar Soomro)
zoom-in-whitePerbesar
Gelombang Panas Melanda Pakistan (Foto: REUTERS/Akhtar Soomro)
Hingga kini, juru bicara pemerintah Pakistan belum memberikan komentar terkakit gelombang panas mematikan itu.
ADVERTISEMENT
Namun, Sekretaris Daerah Provinsi Sindh bernama Fazlullah Pechuho mengatakan kepada sebuah media bahwa tidak ada yang meninggal akibat serangan gelombang panas.
“Hanya dokter dan rumah sakit yang dapat memutuskan apakah penyebab kematian adalah stroke panas atau tidak. Saya dengan tegas menolak bahwa orang telah meninggal karena stroke panas di Karachi, " ujar Pechuho.
Meskipun demikian, laporan kematian akibat stroke saat gelombang panas kembali menimbulkan kegelisahan bagi warga setempat. Pasalnya, kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2015, di mana 1.300 orang meninggal dunia serta kamar mayat dan rumah sakit penuh. Mereka yang meninggal didominasi oleh orang tua.
Pada saat gelombang panas tahun 2015, kamar mayat yang disediakan Yayasan Edhi tidak dapat menampung lebih banyak lagi jenazah. Saat itu, sebanyak 650 jenazah telah ditampung setelah ambulans meninggalkan mayat-mayat itu di luar ruangan yang panas terik.
ADVERTISEMENT
Pemerintah provinsi setempat telah meyakinkan penduduknya bahwa kejadian di tahun 2015 tidak akan terulang lagi. Pemerintah juga terus bekerja untuk memastikan warga mendapatkan perawatan yang cepat.
Sementara itu, Edhi menyebut sebagian besar yang meninggal adalah pekerja pabrik yang berasal dari daerah Landi dan Korangi. Kedua kota itu merupakan termasuk daerah termiskin di kota tersebut.
"Mereka bekerja di sekitar mesin pemanas dan boiler di pabrik-pabrik tekstil. Dan ada delapan hingga sembilan jam (pemadaman listrik terjadwal) di daerah-daerah ini," ucap Edhi.
Media lokal setempat melaporkan gelombang panas dengan suhu diatas 40 derajat celcius akan terus berlangsung hingga Kamis (24/5).