Pakistan Matikan Layanan Telepon Seluler selama Pemilu

8 Februari 2024 12:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel tentara duduk di dalam kendaraan dekat tempat pemungutan suara pada hari pemilihan umum, di Lahore, Pakistan, Kamis (8/2/2024). Foto: Navesh Chitrakar/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Personel tentara duduk di dalam kendaraan dekat tempat pemungutan suara pada hari pemilihan umum, di Lahore, Pakistan, Kamis (8/2/2024). Foto: Navesh Chitrakar/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Pakistan mematikan sementara layanan telepon seluler selama berlangsungnya pemilu, pada Kamis (8/2). Langkah tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi pengamanan di tengah serangan militan yang meningkat belakangan ini menjelang pemilu.
ADVERTISEMENT
Adapun sehari sebelumnya, dua ledakan dilaporkan terjadi di kantor-kantor tempat pemungutan suara di Provinsi Balochistan. Sebanyak 26 orang tewas dalam ledakan itu, pada Rabu (7/2).
Dikutip dari Reuters, penghentian layanan telepon seluler diumumkan Kementerian Dalam Negeri Pakistan melalui postingan di platform X.
"Sebagai akibat dari insiden-insiden terorisme baru-baru ini di negara ini, banyak nyawa yang melayang, tindakan-tindakan keamanan sangat penting untuk menjaga situasi hukum dan ketertiban serta menghadapi kemungkinan ancaman, oleh karena itu penghentian sementara layanan seluler di seluruh negeri," paparnya.
Selama pemilu, Pakistan berada dalam keadaan siaga tinggi dengan puluhan ribu tentara dan paramiliter dikerahkan berjaga di penjuru negeri — terutama di pos-pos pemungutan suara. Pakistan bahkan menutup perbatasannya dengan Iran dan Afghanistan dalam rangka antisipasi keamanan ini, menyusul ledakan di Balochistan.
Petugas polisi berjaga di luar tempat pemungutan suara di daerah Gulbahar di Peshawar, Pakistan, Kamis (8/2/2024). Foto: Fayaz Aziz/REUTERS
Dalam pesan di Telegram, kelompok Islam ekstremis ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Beberapa bulan terakhir, kelompok-kelompok militan lain termasuk Taliban Pakistan (TTP) dan separatis Baloch yang menentang pemerintah Pakistan turut melakukan serangan.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, hasil perhitungan awal pemilu diperkirakan akan keluar beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat. Sementara hasil yang lebih jelas kemungkinan besar akan diumumkan pada Jumat (9/2) besok.
Persaingan utama dalam panggung politik ini melibatkan kandidat-kandidat yang didukung oleh eks perdana menteri yang dipenjara, Imran Khan, dari partai pimpinannya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).
Mereka akan bertarung dengan kandidat dari Partai Liga Muslim yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nawaz Sharif — yang menjadi calon terdepan.
Selain itu, terdapat pula putra mantan perdana menteri Benazir Bhutto, Bilawai Bhutto Zardari, yang selama ini telah menjalankan kampanye agresif untuk meraih posisi teratas.
Setelah hasil pemungutan suara menunjukkan satu nama terpilih, maka ia perlu meraih 169 kursi di parlemen Majelis Nasional yang beranggotakan 336 orang untuk bisa membentuk pemerintahan baru.
ADVERTISEMENT