Paksa Masuk Kantor Kepresidenan Iran, Seorang Pria Ditembak

6 Februari 2018 0:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusuhan di Iran (Foto:  REUTERS/Francois Lenoir)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusuhan di Iran (Foto: REUTERS/Francois Lenoir)
ADVERTISEMENT
Seorang pria ditembak saat coba memasuki Kantor Kepresidenan Iran, Senin (5/2). Ia ditembak di bagian kaki dan langsung diringkus setelahnya. Usai ditangkap, pria tersebut langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, pria tersebut membawa golok dan memakai kafan putih saat mencoba melewati gerbang keamanan, pertanda bahwa ia siap mengorbankan nyawanya. Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 11.00 waktu setempat.
“Pria tersebut sudah ditangkap dan dirawat di rumah sakit. Kami sedang mencoba mengidentifikasi pria tersebut dan menemukan motifnya,” ucap Wakil Gubernur Teheran, Mohsen Hamedani.
Saat peristiwa berlangsung, Presiden Hassan Rouhani dipercaya sedang tidak berada di dalam kantor kepresidenannya. Meski begitu, peristiwa ini membuat petugas keamanan memperketat penjagaan di sekitar kantor kepresidenan.
Meski tidak menimbulkan korban, peristiwa ini menjadi peringatan bagi pemerintahan Rouhani. Dalam beberapa tahun terakhir, pengunjuk rasa secara rutin melakukan aksi protes di depan kantor kepresidenan. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk ketidaksukaan masyarakat atas harga bahan pokok dan tingkat pengangguran yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Di 2016, seorang buruh tambang berusia 30 tahun mencoba membakar diri di depan kantor yang sama. Ia mengaku tidak mendapat gaji selama beberapa bulan terakhir, menunjukkan keadaan ekonomi Iran yang kacau balau meski beberapa sanksi ekonomi sudah diangkat usai kesepakatan nuklir 2015.
Tahun ini, angka pengangguran mencapai 12,4 persen dari seluruh angkatan kerja Iran. Angka tersebut naik 1,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, harga bahan pangan yang tinggi juga menyebabkan ratusan ribu orang memprotes pemerintah Iran, menjadi aksi protes terbesar sejak demonstrasi menolak Ahmadinejad di 2009.