Palang Merah China Diprotes, Alokasi Masker Banyak Tak Sampai ke RS

7 Februari 2020 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis memeriksa pasien yang diduga terkena virus corona di tempat karantina di Wuhan, China. Foto: STR / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis memeriksa pasien yang diduga terkena virus corona di tempat karantina di Wuhan, China. Foto: STR / AFP
ADVERTISEMENT
Alokasi masker hingga jas pelindung dari Palang Merah China ke berbagai rumah sakit (RS) di Provinsi Hubei, termasuk Wuhan, menuai protes. Banyak RS yang mengeluh kekurangan masker, bahkan ada yang belum menerima masker N95, masker yang paling efektif menghalau penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, Jumat (7/2), petugas medis RS Anak di Wuhan berteriak soal kekurangan pasokan tambahan di medsos Weibo. "Ada kekurangan pasokan medis, tolong!" tulisnya pada 23 Januari.
Melihat permintaan tolong itu, salah seorang sukarelawan China yang tinggal di AS, Tracy Liu, ikut membantu. Dia membuat berbagai grup di aplikasi WeChat untuk menghubungkan para penyumbang dengan dokter di Wuhan.
Pada 26 Januari, seorang dokter di Wuhan mengabarkan kiriman masker tersebut telah tiba. Namun, di hari itu juga, Kementerian Urusan Sipil China mengumumkan semua sumbangan harus melalui salah satu dari lima badan amal yang didukung pemerintah: Palang Merah Provinsi Hubei, Palang Merah Kota Wuhan, Asosiasi Umum Amal Hubei, Yayasan Pengembangan Remaja Hubei, dan Yayasan Umum Wuhan.
ADVERTISEMENT
Sejak itu, Liu mengatakan, tidak ada paketnya yang langsung sampai ke dokter.
Petugas medis mengobservasi sampel yang diambil dari pasien yang diduga terkena virus corona di tempat karantina di Wuhan, China. Foto: STR / AFP
"Saya akan pergi [langsung]," katanya kepada CNN. "[Saya] telah membayar masker dan mereka terjebak di sana."
Laporan China Daily menyebut masyarakat telah menyumbangkan lebih dari 600 juta yuan termasuk 9.316 masker, 74.522 jas pelindung medis, 80.456 kacamata pelindung dan beberapa obat untuk Palang Merah Wuhan. Namun, itu masih belum cukup.
Media sosial juga diramaikan dengan video viralnya seorang laki-laki yang mengangkut sekotak masker ke dalam bagasi mobil hitam di sebelah gedung Palang Merah China. Plang mobil itu tertulis: "Kendaraan untuk pejabat pemerintah." Video itu mendapat banyak kecaman.
"Kami tidak menyumbangkan barang untuk digunakan pejabat pemerintah, itu untuk orang-orang yang ada di garis depan menyembuhkan corona," tulis seorang pengguna medsos.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Wuhan kemudian mengklarifikasi bahwa Palang Merah membawa masker tersebut karena peralatan pelindung yang relevan telah didistribusikan ke petugas medis dan masyarakat.
Tapi nyatanya, meskipun ada sumbangan, dokter dan pekerja rumah sakit tetap berada di titik sangat menyedihkan. Seorang dokter di Huanggang mengaku RS-nya tidak memiliki jas hazmat, masker wajah atau penutup sepatu.
Petugas medis menunjukkan sampel yang diambil dari pasien yang diduga terkena virus corona di tempat karantina di Wuhan, China. Foto: STR / AFP
Dalam sebuah video yang dibagikan media pemerintah, Global Times, seorang dokter mengaku bisa menunggu lebih dari satu jam di pusat distribusi Palang Merah, hanya untuk mendapatkan sekotak masker berisi 500 buah.
"Dalam dua hari terakhir, nama Palang Merah benar-benar 'bau'," kata seorang relawan medis.
"Anda harus bersimpati, karena bagaimanapun, mereka (petugas medis) telah terjebak di dalam ruangan begitu lama ... jadi mereka mengangkat telepon dan berteriak pada kami untuk sedikit mengeluarkan kemarahan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, akibat kelalaian alokasi bantuan, tiga pejabat Palang Merah Hubei telah disanksi. Pemerintah Wuhan memecat satu pejabat pemerintah, dan memperingatkan dua lainnya tentang pengalokasian masker dari gudang Palang Merah.
Meski begitu, Ketua Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional di Beijing, Gwendolyn Pang, mengklaim "Palang Merah China berkomitmen terhadap akuntabilitas dan transparansi."
Gaya tim medis Rumah Sakit Wuhan, China di sela-sela merawat pasien terjangkit virus corona. Foto: THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO /via REUTERS
Adapun mengutip South China Morning Post, saat ini, tagar "Palang Merah" masih menjadi topik yang paling dicari di Weibo. Banyak pengguna Weibo yang heran mengapa dokter masih memeriksa tanpa alat pelindung setelah banyak sumbangan dari dunia mengalir.
Salah satu kasusnya diungkap oleh seorang pengguna media sosial yang menyisir informasi donasi dan distribusi di situs pemerintah China. Ia menemukan 16.000 masker N95 telah diberikan ke RS swasta yang bukan untuk merawat pasien corona. Sementara RS Union Wuhan, salah satu rumah sakit yang menangani wabah, hanya menerima 3.000 masker N95.
ADVERTISEMENT
Palang Merah Hubei lalu mengklarifikasi alokasi tersebut. Menurut mereka, pihaknya salah mengeja masker KN95 sebagai N95. Sehingga, 36.000 masker KN95 yang telah disumbangkan tidak dapat digunakan untuk menangani corona.
Alhasil, mereka mengaku memberikannya ke dua rumah sakit swasta yang tidak menangani pasien corona.
Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terkena virus Wuhan ke rumah sakit Jinyintan, China. Foto: AFP/STR
Tapi penjelasan itu tidak cukup untuk memadamkan kemarahan publik. Dalam konferensi pers pada hari Sabtu lalu, wakil Gubernur Hubei, Li Qiang, mengatakan, Palang Merah tidak efisien jika harus menyalurkan pasokan langsung ke RS.
Ia mengklaim, alasan staf medis tetap kekurangan alat pelindung karena sebagian sumbangan sudah digunakan (tak layak). Lalu sebagian barang yang disumbangkan tidak sesuai dengan standar penanganan pasien corona.
Sejauh ini, Wuhan telah menerima 2,5 miliar yuan dalam donasi tunai, dan 841 juta di antaranya telah digunakan. Palang Merah di Wuhan juga telah menerima sumbangan tunai 600 juta yuan dan digunakan sebesar 150 juta yuan.
ADVERTISEMENT
Tetapi kekurangannya tetap besar, bahkan dengan sumbangan sekalipun. Wuhan terus membutuhkan 3 juta pakaian pelindung sekali pakai dalam sebulan.
"Palang Merah di Hubei bukan organisasi besar dan tidak pandai menangani logistik semacam ini," kata seorang anggota staf organisasi amal di luar pemerintah.
Beberapa pendonor juga ingin mengirim pasokan langsung ke rumah sakit, tetapi barang-barang mereka sering dicegat oleh Palang Merah China.
"Itu berarti persediaan hanya akan pergi ke institut dan tempat-tempat yang mereka anggap penting," tutur staf itu.
Jumlah penderita virus corona setiap hari semakin bertambah. Hingga Jumat, 638 orang meninggal dunia, lebih dari 31 ribu orang terjangkit wabah asal Wuhan tersebut.
Infografik Fakta Baru Virus Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan