Palestina Kirim 8 Atlet ke Olimpiade Paris, Sebut sebagai Simbol Perlawanan

28 Juli 2024 11:05 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kontingen Palestina mengikuti defile dengan menaiki kapal menyusuri sungai Seine saat pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, Kamis (26/7/2024). Foto: Kirsty Wigglesworth/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Kontingen Palestina mengikuti defile dengan menaiki kapal menyusuri sungai Seine saat pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, Kamis (26/7/2024). Foto: Kirsty Wigglesworth/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Palestina diwakili oleh delapan atlet di Olimpiade Paris 2024, meningkat dari lima atlet yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo.
ADVERTISEMENT
Keberangkatan mereka terjadi di tengah perang yang melanda Gaza sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian, menyebut partisipasi ini sebagai "kemenangan" pada konferensi pers di Ramallah, 14 Juli, seperti dikutip dari France24.
“Anda bukan hanya atlet, tetapi juga simbol perlawanan Palestina,” tambahnya.
Infrastruktur olahraga di Gaza hancur dan banyak atlet terluka atau terbunuh sejak blokade Israel dimulai.
Meskipun demikian, para atlet diharapkan menggunakan panggung Olimpiade untuk meningkatkan kesadaran publik tentang situasi di Gaza, meski harus mematuhi aturan netralitas Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Atlet Palestina tiba jelang Olimpiade Paris 2024 di bandara Paris Charles de Gaulle, di Roissy, Prancis, Kamis (25/7/2024). Foto: Megan Janetsky/AP PHOTO
Dari delapan atlet Palestina, hanya satu yang lolos kualifikasi resmi, yaitu Omar Ismail dalam cabang taekwondo.
Tujuh atlet lainnya mendapat undangan khusus dari IOC. Mereka akan berkompetisi dalam berbagai cabang seperti lari, renang, hingga tinju.
ADVERTISEMENT
Partisipasi ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang menunjukkan bahwa Palestina mampu dan berhak mendapatkan pengakuan.
"Kami tidak butuh rasa kasihan, kami butuh pengakuan atas kemampuan kami sebagai bangsa," ujar direktur teknis Komite Olimpiade Palestina, Nader Jayousi, kepada NBC.