Paloh: Pemerintah yang Sehat Itu Bisa Menerima Pikiran Kritis

30 Oktober 2019 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersalaman dengan Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersalaman dengan Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketum NasDem Surya Paloh menegaskan partainya tetap akan bersikap kritis kepada pemerintah Jokowi-Ma'ruf meski berada di dalam koalisi. Paloh menilai, demokrasi yang sehat adalah tetap menyertakan check and balances.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah yang sehat juga bisa menerima pikiran-pikiran yang mengkritisi. Bila pikiran yang mengkritisi tidak ada lagi, itu artinya kita khawatir jalannya pemerintahan itu tidak sehat," kata Paloh usai menggelar pertemuan dengan PKS di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).
Menurut Paloh, pemerintahan Presiden Joko Widodo pasti membutuhkan kritik. Tapi, kritikan itu harus bersifat konstruktif, bukan untuk saling menjatuhkan.
"Pemerintah membutuhkan pikiran kritis tapi yang kami sepakati pikiran kritis ini dilandasi oleh niat baik, pikiran yang mengkritisi secara konstruktif bukan untuk saling merusak menjatuhkan," papar Paloh.
Paloh juga tak takut dengan anggapan sejumlah pihak bahwa NasDem hanya akan menjadi duri dalam daging di koalisi. Yang jelas, kata Paloh, setiap partai wajib mengedukasi masyarakat dengan pendidikan politik yang baik.
ADVERTISEMENT
Pendidikan politik yang baik termasuk soal fungsi check and balances serta silaturahmi dengan parpol lain yang tidak berada dalam koalisi Jokowi. Hal ini terbukti dengan silaturahmi yang dilakukan NasDem dengan jajaran petinggi PKS.
"Kami bisa lebih hangat bersama, kami bisa sharing idea bersama. Nah itu sebetulnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan kami percaya itu memberikan sumbangsih bagi satu proses pendidikan politik yang ada di negeri ini," tutup Paloh.