Paloh Singgung 2019: Lebih Baik Tak Ada Pemilu Jika Ada Konsekuensi Perpecahan

27 Juni 2022 16:29 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat kuliah umum pada Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat kuliah umum pada Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ketua Umum NasDem Surya Paloh meresmikan kantor baru DPW NaDem Aceh di Jalan Prof Ali Hasymi, Pango, Banda Aceh. Peresmian itu berlangsung dengan cara peusijuk (tepung tawar dalam adat Aceh).
ADVERTISEMENT
Dalam acara yang diikuti oleh pengurus dan seluruh kader NasDem itu, Paloh turut menyinggung soal pengalaman di Pemilu 2019 yang dinilai telah menciptakan perpecahan di tengah masyarakat.
“Untuk apa pemilu jika bangsa ini terpecah? Lebih baik tidak ada pemilu kalau itu memberikan konsekuensi perpecahan,” kata Paloh, Senin (27/6).
Paloh mengatakan, seyogyanya pemilu untuk menyatukan, bukan malah menjadikan masyarakat terkotak-kotak. Ia pun meminta pengalaman pemilu sebelumnya harus bisa dijadikan contoh dan pembelajaran untuk pemilu yang akan datang.
“Jadikan pelajaran dan kita harus memperbaiki sistem pemilu dari sebelumnya jika kita tidak ingin terpecah,” ujarnya.
Paloh melihat berkaca pada pemilu sebelumnya, perpecahan terjadi di mana-mana bukan hanya sesama partai politik, bahkan hingga ke keluarga.
ADVERTISEMENT
“Itu tidak boleh terulang kembali. Pemilu ke depan harus kita songsong dengan baik dan arif. Kita perlu mengambil pelajaran dari pemilu-pemilu sebelumnya agar kualitas pemilu kita jauh lebih baik," pungkasnya.