Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Rumah duka mendiang pendaki di Bukit Piramid, Bondowoso, Thoriq Rizky Maulidan, di Dusun Nyamplung, Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur ramai dikunjungi pelayat, Minggu (7/7).
ADVERTISEMENT
Sejumlah pelayat hilir mudik memberi doa dan penghormatan terkhir kepada Thoriq. Mereka adalah keluarga besar, tetangga, teman dan guru sekolah. Bahkan ada yang datang dari Bondosowo.
kumparan berusaha menemui ibunda Thoriq, namun ia tak berkenan lantaran masih diselimuti duka mendalam atas kehilangan anak bungsunya. “Maaf belum bisa ya,” ujarnya.
Paman mendiang, Abdul Ghofur (32) menemui kumparan dan mengatakan bahwa Thoriq sudah dimakamkan sekitar pukul 01.00 WIB, pada Minggu (7/7) dini hari, “Saat jenazah datang sekitar pukul 00.00 WIB. Keluarga, tetangga menangis (piluh),” terang Ghofur.
Ghofur mengaku, keluarga tak pernah memiliki prasangka tertentu saat Thoriq hilang ketika mendaki. Apalagi, Thoriq sudah meminta izin kepada orang tua saat ingin mendaki.
Thoriq baru pertama kali mendaki gunung. Ia diajak teman sekolahnya untuk mengisi liburan jelang masuk SMA.
ADVERTISEMENT
“Pamitan (ke orang tua), mau mendaki ke gunung, sama anak dua (temannya). Baru (pertama) naik gunung diajak temannya,” ceritanya.
Ghofur bercerita, Thoriq dikenal pemalu dan tak banyak bicara. Terlebih dengan keluarga di Sidoarjo. Sebab, Thoriq dibesarkan di Bondowoso, tempat kedua orang tuanya menjalankan dinas.
“Waktu kecil, setelah pengangkatan di bawa ke Bondowoso. Orang tuanya (PNS) guru,” kata Ghofur.
“Anaknya pendiam, Kemarin diajak silaturahmi ke keluarga lain enggak mau. Malu-malu anaknya,” imbuhnya.
Thoriq dimakankan di makan umum tak jauh dari rumahnya. Ia dimakamkan berdampingan dengan mendiang neneknya. Keluarga berharap, Thoriq tenang dan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.