PAN ke Kepala BPIP: Andai Sukarno Masih Hidup, Dia Pasti Akui Peran Tokoh Lain

1 Oktober 2021 15:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi (kiri) bersiap dilantik di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi (kiri) bersiap dilantik di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyebut Sukarno sebagai umat Islam yang paling berhasil meneladani politik lapangan Nabi Muhammad SAW. Pernyataan Yudian ini mendapatkan respons beragam dari publik.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengapresiasi ungkapan Yudian terkait sosok Sukarno dan kontribusinya di masa revolusi yang disebut meneladani Nabi Muhammad. Namun, kemerdekaan dicapai atas peran banyak tokoh, tak hanya Sukarno.
"Apalagi sejarah revolusi dan perjuangan kemerdekaan Indonesia selalu menguraikan secara baik peran dan kepemimpinan Sukarno. Kalau Sukarno, ya, pasti tidak bisa dilupakan. Teman dan lawan politiknya mengagumi. Tidak hanya di dalam negeri, juga sampai ke luar negeri," kata Saleh saat dimintai tanggapan, Jumat (1/10).
Saleh menegaskan kelahiran Indonesia sebagai bangsa dan negara yang merdeka tidak lepas dari kontribusi para pejuang lainnya.
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi
Ada banyak nama pelopor dan tokoh kemerdekaan, di antaranya Hatta, Sutan Sjahrir, Ahmad Soebarjo, Radjiman Widyoniningrat, Sukarni, Sayuti Melik, Muhammad Yamin, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
"Itu belum termasuk para pejuang kemerdekaan yang berkorban jiwa dan raga untuk Indonesia merdeka. Jumlahnya sangat banyak. Mereka berjuang pada bidang keahlian dan wilayahnya masing-masing," beber Ketua Fraksi PAN DPR ini.
Oleh karena itu, bagi Saleh, penjelasan Yudian sebaiknya dilengkapi dengan peran dan kontribusi para tokoh dan pejuang lainnya. Meski diakui kehebatan dan kepiawaian Bung Karno, tetapi bukan berarti melupakan yang lain.
"Kalau pun tidak disebut secara spesifik, paling tidak disebutkan saja secara umum peran Sukarno dengan para founding fathers lainnya. Itu kelihatan lebih setara dan elegan," urai Saleh.
Presiden ke-1 RI Soekarno. Foto: AFP
"Andai kata Sukarno masih hidup, mungkin beliau pun pasti akan mengakui peran dan kontribusi tokoh-tokoh lain. Dari dulu, Sukarno selalu berdiskusi dan bermusyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, terutama menjelang proklamasi kemerdekaan. Sejarah mengungkapkan fakta-fakta historis itu secara baik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Saleh berpendapat mungkin karena bicara di kalangan anggota Bamusi, sehingga Yudian menekankan peran Bung Karno tersebut.
"Biasalah, untuk membuat semua orang merasa bahagia. Kalau orang bahagia, ya, Pak Yudian, kan, bahagia juga. Tapi saya yakin teman-teman Bamusi juga sangat paham sejarah Sukarno. Malah mungkin lebih paham dari anggota masyarakat lain. Karena itu, mereka juga paham bahwa kemerdekaan Indonesia diperoleh berdasarkan perjuangan bersama seluruh komponen masyarakat," pungkasnya.
Pernyataan Kepala BPIP Yudian Wahyudi itu disampaikan saat menjadi pembicara dalam diskusi 'Peringatan 61 Tahun Pidato Bung Karno di Sidang PBB'. Acara tersebut digelar Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), salah satu sayap PDIP.
"Bung Karno itu adalah umat Islam yang paling berhasil meneladani politik lapangan Rasulullah, Nabi Muhammad pada waktu Makkah revolusi pertama tidak berdarah dalam sejarah. Bung karno memimpin bangsa Indonesia ini proklamasi tidak berdarah," ungkap Yudian, Kamis (30/9).
ADVERTISEMENT