PAN Kritik Pembagian Sembako di Monas: Seperti Kampanye Pemilu

3 Mei 2018 17:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers PAN terkait musibah pembagian sembako (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers PAN terkait musibah pembagian sembako (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
PAN mengkritik keras aksi pembagian sembako di Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4), yang menewaskan dua bocah. Ketua Pemberdayaan Perempuan dan Anak DPP PAN Euis Fety Fatayati mengatakan, seluruh kader PAN merasa prihatin dengan insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
“PAN punya kader dan caleg dari Jakarta. Kami merasa prihatin karena kami peduli terhadap perempuan dan anak, atas kejadian bagi-bagi sembako yang menimbulkan korban jiwa di Monas. Kami mengutuknya,” ujar Euis di DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarya Selatan, Kamis (3/5).
Sementara itu di lokasi yang sama Bendahara Umum DPP PAN Chandra Tirta Wijaya mengatakan, kegiatan bagi-bagi sembako tersebut mengarah pada kampanye politik jelang 2019. Padahal, kata Chandra, izin panitia kepada Pemprov DKI menggunakan Monas untuk acara kebudayaan.
“Awalnya kan mereka membuat izin untuk acara kebudayaan tetapi setelah dipantau, dinvestigasi ini adalah pembagian sembako. Ada juga sepertinya kampanye. Ini menunjukkan pada hari H mereka melanggar,” terang Chandra.
Senada dengan Chandra, politikus PAN Eggi Sudjana juga turut mempersoalkan izin yang diterima panitia. Eggi menyebut, panitia terbukti melanggar izin.
ADVERTISEMENT
Konpers PAN terkait musibah pembagian sembako (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers PAN terkait musibah pembagian sembako (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
“Saya mempersoalkan izin yang dimohonkan panitia, dalam perizinan perlu dicermati, mengatakan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan rencana panitia pesta rakyat dan budaya namun di dalamnya ada bagi-bagi sembako. Ini kita pertanyakan,” jelas Eggi.
Tak ketinggalan, politikus PAN Syahganda Nainggolan menganggap acara bagi-bagi sembako tersebut sebagai manipulasi bantuan kepada masyarakat. Manipulasi tersebut, kata Nainggolan, mengarah pada kampanye politik yang mengusung Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan panitia.
“Padahal kan masyarakat Jakarta sudah dapat itu yang namanya semua kartu sehat agar rakyat tidak mendapatkan bantuan dari pihak lain, voucher itu enggak perlu lagi. Enggak boleh mengeksploitasi. Ini rentan, politik nasional jelang 2019,” katanya.
Dalam acara bagi-bagi sembako itu, Muhammad Rizki (11) meninggal dunia karena terhimpit massa, sementara satu korban lainnya, Mahesa (12) diduga meninggal karena sakit. Kedua korban diketahui berada di luar pagar lokasi acara yang diadakan oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI).
ADVERTISEMENT