PAN: Masyarakat Akan Jadi Lebih Simpati dengan #2019GantiPresiden

27 Agustus 2018 9:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Jumpa pers DPP PAN. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers DPP PAN. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Deklarasi gerakan #2019GantiPresiden mengalami berbagai kendala di beberapa daerah. Tak hanya di Riau saja, deklarasi serupa yang rencananya akan dilakukan di Surabaya pun turut diadang oleh sejumlah masa.
ADVERTISEMENT
Bahkan, para aparat penegak pun terlibat dalam penolakan deklarasi tersebut.
PAN turut mengkritisi tindakan yang dilakukan para aparatur penegakan hukum tersebut. Apalagi, para aparat menggunakan tindakan represif.
"Sebenarnya sih aparat tidak perlu bertindak represif seperti itu yah yang lebih bagus ya udah biarkan saja," kata Anggota Dewan Kehormatan DPP PAN Dradjad Wibowo kepada kumparan, Senin (27/8).
"Jangan sampai rusuh, jangan sampai terjadi kekerasan gitu saja. Ya nanti toh ujungnya semua gerakan itu kan pasti hasilnya di saat voting kan," lanjutnya.
Kaos Ganti Presiden 2019. (Foto: dok. Wisata Herbal via Bukalapak)
zoom-in-whitePerbesar
Kaos Ganti Presiden 2019. (Foto: dok. Wisata Herbal via Bukalapak)
Dengan tindakan aparat yang seperti itu, menurutnya malah menambah simpati pada para deklarator gerakan #2019GantiPresiden seperti Neno Warisman. Hal ini karena nantinya tindakan represif itu akan tersebar lewat media sosial.
ADVERTISEMENT
"Aparat lupa kalau sekarang ini zaman medsos. Jadi apa pun yang terjadi misalnya kalau ada kekerasan, gebrak-gebrok mobil. Nanti ada yang memvideokan, mencatat dan menyebarkan melalui situs medsos," ujar Dradjad.
Sehingga, masyarakat yang tadinya terkesan tak peduli akan lebih bersimpati pada gerakan-gerakan tersebut.
"Itu justru akan berdampak negatif pada aparatnya dan mungkin malah akan semakin banyak yang bersimpati terhadap gerakan ini yah," jelasnya.
Ilustrasi: 2019 Ganti Presiden (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: 2019 Ganti Presiden (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Lebih lanjut, dalam pernyataanya tersebut, Dradjad menegaskan bahwa apa yang dilontarkan terlepas dari status kepartaiannya yang mendukung paslon oposisi. Namun, karena ia menilai ada hal yang tak sesuai dalam persoalan tersebut.
Diketahui, deklarasi gerakan #2019GantiPresiden di Riau gagal dilakukan karena tak diizinkan oleh pihak kepolisian dan dikhawatirkan menimbulkan kericuhan. Salah satu deklaratornya Neno Warisman pun dipaksa kembali ke Jakarta, saat berada di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, sejak Sabtu (25/8).
ADVERTISEMENT
Sementara, deklarasi gerakan #2019GantiPresiden di Surabaya pun bernasib sama. Deklarator lainnya yaitu Ahmad Dhani bahkan dikepung oleh beberapa masa yang menuntutnya untuk tak melanjutkan acara tersebut. Saat itu Dhani bersama rekannya sedang berada di Hotel Elmi Surabaya, Minggu (27/8).