PAN soal Radikalisme Jadi Manipulator Agama: Sama Saja, Seperti Orba

1 November 2019 16:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanafi  Rais. Foto: Nabila Fatiara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hanafi Rais. Foto: Nabila Fatiara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menanggapi keinginan Presiden Jokowi mengganti istilah 'radikalisme' dengan 'manipulator agama'. Hanafi menilai rencana penggantian istilah itu mirip istilah 'korupsi' di zaman Orde Baru (Orba).
ADVERTISEMENT
"Mau diganti istilah itu sama saja, istilah mengganti 'radikalisme' dengan 'manipulator agama' itu sama saja. Dulu cara pandang orde baru, tidak mau dibilang korupsi, tapi dibilangnya 'kesalahan prosedur'," kata Hanafi di Gedung DPR, Senayan, Jumat (1/11).
"Sama enggak, kira-kira? Kesalahan prosedur dalam penganggaran dengan korupsi, sama, enggak, kira-kira substansinya? Sama, 'kan? Ini juga sama. Radikalisme kemudian diganti istilahnya dengan 'manipulator agama'. Sama enggak, kira-kira? Ya, sama," tambahnya.
Untuk itu, Hanafi menyarankan agar Jokowi lebih bijaksana dalam menggunakan istilah. Selain itu, ia juga berharap pemerintah lebih baik menjaga persatuan antarumat beragama.
"Mestinya Pak Presiden juga lebih arif, lebih bijaksana untuk menggunakan kosa kata, memilih terminologi. Semangat ukhuwah (persaudaraan) apa pun yang kita lakukan untuk membawa ukhuwah itu lebih kita kedepankan daripada semangat untuk mempertahankan atau merasa yang paling benar," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebaiknya mulai dari Pak Presiden sampai menteri, khususnya menteri agama, meyakini semangat ini," tutup Hanafi.
Sebelumnya, Jokowi meminta Menkopolhukam Mahfud MD lebih serius memberantas radikalisme. Selain itu, ia juga meminta agar istilah radikalisme diganti dengan 'manipulator agama'.
"Harus ada upaya serius untuk mencegah meluasnya, apa yang sekarang ini banyak disebut, radikalisme. Atau mungkin, apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan? Misalnya 'manipulator agama'," kata Jokowi, Kamis (31/10).