Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Panas Ekstrem: Filipina Liburkan 47 Ribu Sekolah, 30 Orang Tewas di Thailand
2 Mei 2024 12:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Asia Tenggara tengah mengalami gelombang panas ekstrem yang menembus suhu rekor tertinggi di beberapa wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Al Jazeera, suhu ekstrem ini telah memaksa penutupan sekolah dan memicu peringatan kesehatan darurat.
Di Filipina, jutaan siswa diminta tinggal di rumah setelah pemerintah memutuskan untuk membatalkan kelas tatap muka selama dua hari. Lebih dari 47 ribu sekolah negeri telah beralih ke pembelajaran daring untuk menjaga keselamatan siswa.
Masyarakat juga disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan minum banyak air, terutama bagi generasi muda dan orang tua. Selain itu, cuaca terik juga menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan air, pemadaman listrik, dan kerusakan tanaman.
Di Manila, ibu kota Filipina yang padat penduduk, suhu melonjak hingga 38,8 derajat celsius, melewati rekor tertinggi beberapa dekade lalu.
Indeks panas diperkirakan akan mencapai 45 derajat celsius dan dianggap sebagai kondisi "berbahaya" yang bisa memicu panas ekstrem berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Kamboja juga menghadapi suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir. Kementerian memperkirakan suhu di sebagian besar wilayah negara itu bisa mencapai 43 derajat celsius pada minggu ini.
Di Myanmar, tujuh kota kecil mengalami suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Thailand dan Vietnam juga terdampak gelombang panas. Sebanyak 30 orang meninggal karena sengatan panas ekstrem antara Januari dan April tahun ini. Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan Thailand pada Rabu (25/4). Sedangkan, sepanjang 2023, tercatat 37 orang meninggal akibat fenomena serupa.
Sementara itu, Vietnam menghadapi risiko kebakaran hutan, dehidrasi, dan sengatan panas. Konsumsi listrik di sana telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir.
Para ilmuwan memperingatkan, jumlah kematian terkait panas dapat meningkat secara signifikan seiring dengan kenaikan suhu global. Meski demikian, tren kematian terkait panas di Asia masih belum jelas. Hal itu lantaran perbedaan dalam klasifikasi kematian yang terkait dengan cuaca panas.
ADVERTISEMENT