Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pancasila Dinilai Bisa Jadi Model Kebijakan Global soal Perlindungan Anak
4 Februari 2025 21:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan perwakilan Indonesia sekaligus Co-founder 5P Global Movement Arsjad Rasjid dalam forum World Leaders Summit on Children’s Rights 2025 di Vatikan.
"Ada beberapa poin utama, yaitu gotong royong sebagai dasar bagi solusi berbasis komunitas dalam mengatasi tantangan kesejahteraan anak,” ujar Arsjad Rasjid dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/2/2025).
Arsjad juga menyebut pentingnya keadilan sosial untuk memastikan akses yang setara terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi bagi semua anak. “Poin ketiga yakni persatuan sebagai cara untuk mengatasi ketimpangan global yang membuat jutaan anak berada dalam kondisi rentan,” imbuhnya.
Arsjad menekankan anak-anak adalah sumber kebahagiaan dan simbol cinta tetapi juga sebagai kelompok paling rentan yang perlu dilindungi. Pasalnya, anak-anak kerap menjadi korban dan kehilangan hak dasar untuk hidup bahagia dan aman.
ADVERTISEMENT
Arsjad menyoroti pentingnya kebijakan yang selalu berpihak pada anak-anak demi menciptakan masa depan yang baik. Oleh karena itu, kata dia, Pancasila bisa menjadi model kebijakan tersebut.
Arsjad lalu mencontohkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), inisiatif Presiden Prabowo Subianto yang memastikan anak-anak mendapatkan akses nutrisi yang layak sebagai hak dasar mereka.
Sebagai pendiri 5P Global Movement, Arsjad mengajak dunia untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak.
World Leaders Summit on Children's Rights 2025 ditutup dengan pidato Paus Fransiskus yang menyerukan persatuan global dalam memperjuangkan hak anak dan membangun dunia yang lebih adil bagi generasi mendatang.
Dalam forum tersebut, turut hadir Queen Rania of Jordan, Wakil PM Italia Antonio Tajani, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, mantan Presiden ECB dan PM Italia Mario Draghi, Presiden FIFA Gianni Infantino, serta pemenang nobel perdamaian Kailash Satyarthi.
ADVERTISEMENT