Pandemi Tak Patahkan Semangat 3 Mitra Grab Ini untuk Berjuang & Ciptakan Peluang

24 Mei 2021 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga mitra Grab yang tak patah semangat meskipun harus berjuang di masa pandemi untuk melayani di garda terdepan. Foto: Dok. pribadi/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Tiga mitra Grab yang tak patah semangat meskipun harus berjuang di masa pandemi untuk melayani di garda terdepan. Foto: Dok. pribadi/kumparan.
Tidak diragukan lagi pandemi menjadi masa yang menantang bagi orang-orang di seluruh dunia, tetapi banyak juga yang melihatnya sebagai kesempatan untuk tetap memacu semangat dan menciptakan peluang.
Lebih dari satu tahun sejak kota-kota di Indonesia mengalami pembatasan sosial untuk menekan penyebaran virus Corona, kumparan akhirnya mendapat kesempatan berbincang dengan beberapa mitra Grab tentang kisah perjuangan mereka untuk bangkit di masa pandemi.
Pandemi tidak hanya berdampak kepada perusahaan-perusahaan besar. Jika dilihat lebih dekat, pandemi juga berimbas pada banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, harus menutup bisnis rintisannya, dan masih banyak lagi.
Setahun sudah pandemi berlangsung di Indonesia, beberapa aktivitas luar rumah harus dilumpuhkan untuk menekan angka penyebaran COVID-19. Kekhawatiran untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga seolah jadi permasalahan banyak orang.
Berangkat dari sana, mitra pengemudi dan pengantaran Grab hadir menjadi garda terdepan yang terus melayani masyarakat Indonesia. Mulai dari kebutuhan mobilisasi yang aman dan sesuai dengan protokol kesehatan, sampai ke kebutuhan makan sehari-hari.
Besarnya kemungkinan untuk terinfeksi virus corona karena bertemu dengan orang yang berbeda-beda setiap harinya tidak memadamkan semangat para mitra Grab. Demi menyambung hidup diri sendiri dan keluarganya, mereka siap untuk berada di garda terdepan untuk memberikan pelayanan terbaik.
Lantas, bagaimana kisah dari kacamata mereka, pejuang tangguh yang bekerja di balik setiap order kita? Kami menemui beberapa Mitra Grab untuk mendengarkan cerita mereka.

Peluh keringat perjuangan menghadapi masa awal pandemi COVID-19

Dampak pandemi dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, khususnya untuk mereka yang berada di barisan terdepan atau yang biasa kita sebut frontliners. Sebagai penggerak roda perekonomian yang berada di “lapangan”, mitra Grab juga merasakan dampaknya. Baik dari segi ekonomi, sosial, dan bahkan sampai mental.
Peluh keringat bercampur semangat menjadi motivasi dalam perjuangan seluruh mitra. Ya, Grab memastikan bahwa usaha mereka tidak akan sia-sia lewat dukungan kemitraan yang dijalin begitu erat. Tidak hanya menjadi penaung, Grab terus berusaha untuk menjadi pembimbing yang baik.
Salah satu perjuangan terukir dari cerita Bayu Jati Poernomo, mitra pengemudi GrabCar yang terpaksa harus melepas dan mengalihkan proses cicilan mobilnya di awal pandemi. Mobil yang biasa menjadi teman mencari nafkahnya itu harus hilang karena penurunan pendapatan yang signifikan.
“Bukan hanya saya, banyak yang akhirnya sampai dikejar kolektor. Bukan cuma saya yang merasakannya. Saya memulai kredit dari 2017, dulunya masih mudah untuk dibayarkan. Tiba-tiba pandemi bulan Maret, semuanya jadi kewalahan,” cerita Bayu kepada kumparan, Rabu (21/4)
Bukan hanya itu, pikiran Bayu juga tak dapat lepas dari tanggung jawabnya memberi nafkah bagi keluarganya. Empat orang anaknya menjadi motivasi utamanya dalam bekerja. Meskipun harus berkegiatan di tengah pandemi COVID-19, ia tetap memberanikan dirinya bekerja bersama Grab yang terus memberikan kesempatan untuk mencari nafkah dan mengembalikan stabilitas ekonominya.
“Pada saat awal pandemi, saya takut untuk on bid (mulai mengambil order) lagi. Tapi saya juga berpikir, orang-orang di rumah mau makan apa? Dari sana, saya memberanikan diri untuk kembali bekerja lagi walaupun di masa pandemi,” ucapnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Rita Budi, ibu berusia 62 tahun yang tergabung dalam mitra UMKM Lansia GrabFood. Ia memiliki ketakutan harus menutup lapangan pekerjaan bagi karyawan-karyawannya.
Rita menjalankan protokol kesehatan lengkap saat sedang menyiapkan pesanan "Ini Ibu Budi" dan berada di outlet "Gogo Chicken". Foto: Dok. pribadi/kumparan.
Pada awal pandemi, Rita yang menjadi pemilik usaha makanan cepat saji tanpa bahan pengawet “Gogo Fried Chicken” harus menutup salah satu kiosnya di masa awal pandemi karena permasalahan eksternal dari pihak penyewa.
“Kalau tutup, ini bagaimana periuk nasi karyawan saya dan kelanjutan bisnis ini? Pandemi bikin semua orang bingung, saya bingung, karyawan bingung. Akhirnya ide baru muncul, kita akhirnya buka bisnis di rumah,” ungkap Rita.
Pergumulan yang sama juga dirasakan oleh sesama pemilik bisnis makanan, Yodhi Muhammad Ahyad. Sebagai mitra merchant GrabFood yang telah bergabung sejak 2018, ia juga merasakan naik-turun pada bisnis yang digelutinya akibat pandemi.
“Awal pandemi sangat berat, karena pandemi jadinya mereka (pelanggan) mengurangi makan di luar. Transaksinya turun sekali, sampai harus tutup outlet. Belum lagi juga PSBB membatasi jam buka, hal itu membuat penjualan jadi turun sekali,” jelas Yodhi.
Sama seperti Bayu dan Rita, Yodhi juga merasa perjuangan ini bukan miliknya sendiri. Dengan bergabung bersama komunitas UMKM dan bertemu dengan merchant GrabFood lainnya, ia merasa tidak berjalan sendiri dalam pandemi. Tidak hanya menguatkan satu sama lain, Yodhi belajar kiat-kiat baru untuk menanggulangi krisis ini.
“Karena outlet tutup, sampai aku pindahkan ke rumah. At the end, kita harus mau belajar dan menyesuaikan dengan hal-hal baru,” ucapnya.

Grab rangkul dan berikan kesempatan kepada Mitra untuk bangkit

Pandemi mengharuskan semua orang untuk mencari jalan keluar dan solusi alternatif, begitu pula dalam dunia bisnis. Sebagai jenis usaha kecil dan menengah yang mendominasi di Tanah Air, UMKM juga harus ikut berinovasi untuk mempertahankan bisnisnya.
Meskipun pandemi telah menghambat kegiatan bisnis, mereka memilih tetap berjuang untuk melindungi mata pencaharian mereka dan memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Dalam mewujudkan dukungan, teknologi tentu memegang peran penting dalam terciptanya peluang bagi bisnis kecil untuk tetap bangkit.
Sebagai pemilik UMKM, Yodhi dan Rita mencari cara untuk membangkitkan kembali bisnisnya. Pandemi menuntut segala bentuk pengantaran menjadi tanpa kontak fisik. Alhasil, satu-satunya upaya yang dapat dimaksimalkan adalah transaksi online.
“Harus putar otak supaya tidak berhenti, akhirnya saya lihat online bisa jadi tumpuan. Saya jadi bisa menjangkau pasar yang lebih beragam, yang lebih besar,” kata Yodhi.
Bisnis ayam geprek Yodhi yang bernama “Asli Geprek” kini telah perlahan-lahan meningkat dari segi pendapatan dan omzet. lewat pelatihan dan komunitas atau lewat program promosi yang diadakan tiap hari, ia merasakan peran positif Grab yang mendukung mitra-mitranya untuk bangkit di masa pandemi.
“Ada GrabAcademy yang mengajarkan cara untuk membuka peluang bisnis, dipimpin oleh pakar-pakarnya. Lewat komunitas, kita belajar untuk proaktif ke pelanggan dengan menganggap semua pembelian itu potensial untuk melebarkan bisnis. Lalu ada promo, iklan atau ads di aplikasi GrabMerchant, harus selalu konsisten ikut,” jelasnya.
Yodhi memanfaatkan promo dan fitur-fitur iklan dari aplikasi GrabMerchant secara optimal untuk dapat bertahan di tengah pandemi. Foto: Dok. pribadi/kumparan.
Aplikasi GrabMerchant yang disebutkan barusan adalah aplikasi khusus untuk mitra merchant GrabFood. Seperti yang disebutkan oleh Yodhi, GrabMerchant biasanya digunakan untuk memasang promosi, iklan, dan diskon untuk meningkatkan penjualan. Namun pada fungsinya yang lain, GrabMerchant juga berguna bagi mitra untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya untuk berbelanja bahan masakan.
Perkembangan teknologi memang memudahkan, tapi apakah ekosistem di dalamnya sudah ramah bagi semua orang? Bagaimana dengan Rita yang merupakan mitra UMKM lanjut usia? Dalam wawancara dengan kumparan, Rita menceritakan perkembangan aplikasi GrabMerchant yang semakin ramah dan mudah digunakan.
Di masa pandemi, Rita merasakan manfaat dari kemudahan yang diberikan oleh Grab. “Pandemi membuat saya tidak bisa ke mana-mana, dengan adanya GrabMerchant ini jadi solusi. Ya, walaupun saya harus belajar lagi,” tukasnya.
Terlebih lagi dengan adanya layanan pengiriman tanpa kontak (Contactless Delivery) lewat GrabExpress, GrabFresh, dan GrabMart yang membantu semua orang, termasuk mitra, berbelanja dengan aman dan nyaman. Menurut Rita, semua fitur Grab sangat menolong dalam mengatasi kebutuhan mendadak.
“Aplikasi dari Grab sangat memudahkan. Misalkan ada pesanan makanan dadakan, kalau dulu kita bisa menolak karena waktu persiapannya sedikit, jadi tidak sempat. Kalau sekarang, dengan aplikasi jadi cepat,” tambah Rita, ditemani anaknya Sindy.
Melanjutkan perkataan ibunya, Sindy juga merasakan hal yang sama. Dirinya melihat bahwa Grab sering melakukan update pada aplikasinya, dan sampai sekarang ia merasakan kemudahannya juga.
“Iya, awalnya memang ngajarin ibu untuk pakai aplikasi GrabMerchant. Sampai sekarang pun masih, tapi lama-lama dan selebihnya otodidak,” sambung Sindy.
Tidak hanya pada aplikasi GrabMerchant, dukungan dari Grab dilancarkan pada seluruh jenis kemitraan lainnya. Kiat-kiat Grab untuk mendukung kesejahteraan dan keamanan dalam setiap perjalanan juga terbukti lewat apa yang diterima oleh Bayu.
Dari awal pandemi hingga sekarang, mitra pengemudi GrabCar telah menerima banyak bantuan. Secara rutin, Grab memberikan alat pelindung diri (APD) dan layanan pembersihan bagian dalam mobil sebagai upaya memberikan lingkungan bekerja yang aman dan sehat.
“APD disiapkan oleh Grab untuk pengemudi, begitu pula dengan cairan disinfektan yang harus disemprotkan tiap penumpang turun. Ada checkpoint yang harus didatangi seminggu sekali untuk membersihkan bagian dalam mobil, stok ulang APD dan hand sanitizer,” pungkas Bayu.
Bentuk dukungan lain yang diberikan oleh Grab juga datang dari pemberian kebutuhan pangan sehari-hari, seperti dukungan sembako selama enam bulan berturut-turut kepada lebih dari 15 ribu mitra pengemudi di seluruh Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Grab juga menggelar program reward “Rejeki Aman” bagi mitra dengan pendapat terbesar setiap bulannya.
“Grab kerja sama dengan pihak eksternal untuk memberikan dukungan sembako, teman-teman yang lain juga dapat. Lebih dari 15 ribu mitra selama 6 bulan berturut-turut. Oh, iya, ada juga ‘Rejeki Aman’ buat mitra paling rajin,” kata pengemudi asal Depok ini.
Fasilitas Grab lainnya yang Bayu gunakan untuk mencari nafkah adalah sewa mobil di “Sahabat Rental” (SR) yang memberikan harga murah bagi mitra pengemudinya. Dengan fasilitas ini juga dirinya semakin semangat bekerja. “SR memberikan mobil yang punya fitur irit bensin, biaya rentalnya juga murah. Dulu awal pandemi Rp 75 ribu per hari, sekarang naik di Rp 125 ribu per hari dan masih termasuk murah. Coba rental di luar, bisa Rp 300 ribu per hari. SR sudah lengkap dengan perawatan ban, oli, dan lain-lain,” lanjutnya.

Komitmen mitra Grab bagi pelanggan

Ketakutan terbesar yang kamu rasakan juga dirasakan oleh tiga mitra pejuang Grab di atas. Namun di balik semua pertimbangan dan rasa ragu yang muncul, Bayu, Rita, dan Yodhi berkomitmen untuk memberikan yang terbaik. Lewat dukungan yang telah Grab berikan, mitra-mitranya terpacu untuk #TerusUsaha. Dinamika di awal pandemi akhirnya pelan-pelan dapat diatasi.
Bagi Bayu, yang terpenting adalah sinergi dari mitra pengemudi dengan para penumpang untuk bersama-sama melawan pandemi. Tak jarang ia menawarkan masker kepada penumpang. Walaupun memiliki ketakutan menjadi carrier virus Corona bagi keluarganya, ia tetap berkomitmen untuk membantu.
Bayu didukung oleh alat perlindungan diri (APD) dari Grab untuk terus mengaspal dengan aman dan nyaman. Foto: Dok. pribadi/kumparan.
“Saya pernah mengangkut penumpang yang baru saja melakukan tes COVID-19, lalu tidak sengaja mendengarnya bahwa dia reaktif. Saya panik, tapi tetap saya tanyakan baik-baik. Saya edukasi kalau reaktif, harusnya bisa ngomong dulu ke pengemudi. Jadi saya bisa pakai APD dulu supaya aman, ‘kan disediakan oleh Grab,” cerita Bayu soal pengalamannya dengan penumpang.
Komitmen yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Menjadi sosok pemimpin dalam bisnisnya, Rita juga mengajarkan karyawannya untuk senantiasa memberikan yang terbaik. Dalam kesulitan pandemi, ia merasa harus terus menyebarkan kepedulian kepada sesama; salah satunya lewat pemberlakuan protokol kesehatan dalam setiap pembuatan makanan.
“Grab sering kasih artikel yang mengajarkan kita untuk belajar tips and trick berhadapan dengan pelanggan. Lalu juga ada prokes yang bisa dibaca oleh karyawan. Jadinya semua ikut belajar,” ucap pemilik bisnis “Gogo Chicken” dan “Ini Ibu Budi”.
Dengan komitmen yang serupa, Yodhi sebagai sesama mitra merchant GrabFood juga gencar menjalankan protokol kesehatan sampai sekarang. Uniknya, ia tidak hanya memberikan vitamin kepada karyawannya, tetapi juga kepada pelanggan. Dalam setiap transaksi Asli Geprek, Yodhi menyelipkan vitamin sebagai bentuk kepeduliannya.
“Aku mengikuti protokol kesehatan Grab, aku edukasi ke karyawan dan juga pelanggan. Tapi di saat yang sama juga ada inovasi lain, kita kasih vitamin di setiap transaksi supaya pelanggan juga menjaga kesehatan,” tutup pemilik bisnis “Asli Geprek” ini.
Grab menjaga komitmen dengan merangkul mitranya yang tersebar di seluruh Indonesia. Lewat pengembangan teknologi Geofencing serta fasilitas GrabProtect, Grab memastikan setiap mitranya melakukan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas.
Pastinya kamu tak jarang melihat kerumunan manusia di saat jam-jam sibuk (rush hour), terlebih lagi di wilayah stasiun kereta, halte bus, atau bahkan restoran. Sebagai usaha untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan meminimalisir keramaian, Grab menerapkan teknologi Geofencing yang dapat mendeteksi dan memberikan peringatan kepada mitra pengemudi Grab yang berkerumun di sebuah area. Dengan cara inilah Grab juga ikut berkontribusi dalam menekan angka penyebaran virus Corona.
Ilustrasi teknologi Geofencing yang akan memperingatkan mitranya supaya tidak berkerumun untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di Indonesia. Dok. Grab.
Tidak hanya itu, mitra pengemudi juga diperisai oleh fasilitas GrabProtect yang memberikan perlengkapan perlindungan diri, seperti sanitize kit, masker, cairan disinfektan, baju hazmat, dan APD lainnya ketika hendak mengaspal. Dan sebagai pelengkap, Grab juga turut mendukung Program Vaksinasi Nasional Tahap 2 di Indonesia dengan menciptakan Grab Vaccine Center yang sampai sekarang telah memberikan perlindungan bagi ribuan mitranya.
Ekosistem serba canggih yang dimiliki Grab sebagai SuperApp juga tidak hanya bergerak vertikal, tetapi juga horizontal untuk menjangkau UMKM. Dibuktikan dengan sistemnya yang inklusif dan dapat digunakan oleh seluruh pengguna; muda maupun lanjut usia, usaha besar atau UMKM.
Melalui banyak inisiatif, inovasi, dan kebaikan; Grab menciptakan sebuah komunitas dengan segudang cerita yang mampu menginspirasi satu sama lain. Pengembangan ranah bisnis dan teknologi berhasil membangkitkan semangat di masa pandemi, baik untuk mitra yang memberikan pelayanan atau untuk para pengguna jasa. Sinergi “dua arah” inilah yang ingin Grab jaga dan maknai sampai seterusnya.
Sejak pandemi dimulai, Grab telah berkomitmen untuk membantu semua mitranya dalam penyediaan layanan yang aman dan efektif, sekaligus memastikan semua orang di dalam ekosistem Grab terjaga. Grab bangga berkolaborasi bersama para pekerja keras yang tidak pernah menyerah di masa-masa sulit, yang terus melayani masyarakat tanpa rasa takut; serta mencari cara untuk belajar, bertumbuh, dan berkembang.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Grab