Pandu Riono soal Kasus COVID-19 Bisa Tembus 17 Ribuan: Sebagian Tanpa Gejala

27 Juni 2022 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Kehadiran subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia menyebabkan peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang cukup signifikan dari hari ke hari. Ahli Epidemiologi UI Pandu Riono menjelaskan bahwa sebagian besar kasus terkonfirmasi Omicron BA.4 tidak bergejala.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Pandu tak menampik apabila kasus nanti bisa tembus 17 ribu orang lebih sehari pada pekan kedua Juli. Seperti apa yang disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
“Sebagian tidak bergejala jadi mungkin saja. Tapi kan karena sebagian tidak bergejala, kalau nggak di testing, nggak ketahuan dan kita tau bahwa sebagian karena sudah mempunyai imunitas jadi nggak ada yang masuk rumah sakit,” jelas Pandu kepada kumparan, Senin (27/6).
Selain itu, imunitas yang dimiliki masyarakat saat ini dapat melindungi masyarakat dari paparan COVID-19 khususnya subvarian BA.4. Sehingga hanya sedikit angka yang dirawat di rumah sakit.
Lebih lanjut, Pandu menyatakan bahwa angka kematian pada Omicron BA.4 ini tidak setinggi angka kematian pada saat varian Delta. Hal ini disebabkan sebagian besar penduduk yang sudah memiliki antibodi dari vaksinasi booster.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk segera vaksinasi booster. Sebab vaksinasi booster menjadi vaksin yang kadarnya tinggi dan penting bagi kesehatan masyarakat.
“Menurut saya kematiannya enggak setinggi Delta, karena penduduknya sebagian besar sudah divaksinasi. Jadi vaksinasi itu penting, sehingga kita harus mengejar booster karena vaksinasi yang kadarnya tinggi itu hanya booster,” katanya.
Kemudian untuk para lansia yang telah mendapatkan vaksin booster, maka benteng pertahanan imunnya sudah cukup baik dan kasus hospitalisasinya juga akan reda.
“Walaupun dia lansia kalau dia sudah dapat booster enggak apa-apa, artinya benteng pertahanan imunnya cukup baik. Kasus hospitalisasinya juga sama, akan reda kok,” tutup Pandu.
Meskipun demikian, untuk kembali membuat pandemi COVID-19 terkendali, maka vaksinasi booster juga harus diimbangi dengan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan ketika beraktivitas.
ADVERTISEMENT
Reporter: Rachel Koinonia dan Devi Pattricia