Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pangkalan Kerinci: Dari Dusun Jadi Produsen Kertas Berkelanjutan di Dunia
2 Juni 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 12 Juni 2024 11:59 WIB
Awalnya, Pangkalan Kerinci hanyalah dusun dengan 200 KK saja. Pada tahun 1992, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, hutan masih lebat, dan akses jalan sangat terbatas. Jangkauan ke kota dan kabupaten lain pun sulit.
Mohammad Ali Shabri, Direktur PT RAPP yang telah bekerja lebih dari 30 tahun di APRIL, menceritakan tantangan pada masa awal perusahaan berdiri.
“Aspalnya masih aspal lama, yang berbatu-batu seperti zaman dulu. Transportasi datang 4 jam sekali dari Ukui. Banyak orang menggunakan sungai sebagai sarana transportasi, sehingga membutuhkan waktu 6 jam untuk sampai ke Pekanbaru. Karena memang tidak ada transportasi lain,” jelas dia kepada kumparan, Senin (27/05/2024).
Sebagai salah satu karyawan yang dari awal bekerja untuk pabrik pulp, Ali menjelaskan pembangunan juga melibatkan warga sekitar.
“Jadi pada saat pembangunan, kita juga kan sudah bersama penduduk setempat, ada juga penduduk setempat yang ikut serta, juga dalam hal kita bina mereka, ada yang mendukung untuk bidang alat-alat, di transportasi,” imbuh Ali.
Tiga puluh tahun setelahnya, bisnis APRIL terus berkembang sampai ke global. Selain kertas PaperOne yang dipasarkan hingga ke 110 negara, pabrik juga menjajaki industri rayon lewat sister company-nya, Asia Pacific Rayon (APR) dan yang terbaru, lini bisnis kertas kemasan atau paperboard. Hal ini turut membawa banyak pendatang tinggal di Pangkalan Kerinci, termasuk suku Minang, Batak, Jawa, hingga para ekspatriat.
Sekitar 1999, Kabupaten Pelalawan dibentuk. Ali menjelaskan, pesatnya perkembangan Pangkalan Kerinci dari dusun menjadi Ibu Kota Kabupaten Pelalawan kala itu tak lepas dari andil APRIL yang terus mengutamakan community development dalam menjalankan bisnis.
“Dengan hadirnya APRIL, perlahan ekonomi mulai berkembang di sini, diikuti dengan banyak pendatang dari luar,” kata Ali.
Tak Sekadar Berdayakan Masyarakat
Ali menyebut komitmen APRIL sejak awal untuk tumbuh bersama masyarakat telah dibuktikan dengan analisis yang dilakukan Universitas Indonesia. Kini, karyawan APRIL jumlahnya mencapai lebih dari 13.000 jiwa, namun dampak multiplier effect akibat operasional APRIL bisa mencapai lebih dari 250 ribu jiwa.
Investasi APRIL di Riau sejak berdiri hingga saat ini pun terlampau fantastis, lebih dari Rp 100 triliun telah digelontorkan dan akan masih terus bertumbuh.
Dampak yang juga masif adalah penyerapan tenaga kerja lewat mitra binaan PT RAPP. Salah satunya dirasakan Tengku Riki Pahlawan, supervisor PT Abram Bintang Mandiri, mantan karyawan PT RAPP yang sudah sekitar 8 tahun beralih jadi kontraktor di Pangkalan Kerinci.
Menurut Riki, sebagai mitra binaan PT RAPP, dirinya mendapat kemudahan dalam menjalankan usaha pengadaan helm. Selain mendapat pelatihan manajemen bisnis, dia juga dibantu dalam sertifikasi dan surat rekomendasi ke vendor sejak awal mendirikan usaha pada 2016.
“PT RAPP selalu memberi kesempatan kepada mitra lokal. Sekarang tergantung dari kita mitranya, mampu apa enggak dengan kesempatan yang diberikan PT RAPP-nya,” kata dia kepada kumparan, Selasa (28/5).
Sebagai kontraktor lokal, dia sudah mempekerjakan lebih dari 300 orang untuk proyek-proyek PT RAPP. Dirinya sering dapat tawaran mengerjakan proyek pengadaan jalan, parkir alat berat, sampai fencing atau pagar di pabrik APRIL.
Untuk bisa terus bermitra, perusahaan Riki dievaluasi secara berkala oleh APRIL, sama seperti dengan perusahaan serupa yang juga ikut tender. Hal ini membuat Riki terus tertantang untuk bersaing sehat dan mempertahankan standar tinggi.
“Kita komitmen aja sama profesional aja. Walaupun kita (lokal) diutamakan sama PT RAPP, tapi kan profesional dan etika paling penting,” kata pria yang besar di Pangkalan Kerinci ini.
Lewat perusahaan-perusahaan mitra binaan seperti yang dijalankan Riki ini, APRIL mendukung pemerintah setempat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Harapannya, penduduk lokal bisa meningkatkan taraf hidup jadi lebih baik.
Terus Membangun Negeri
Per awal tahun ini, APRIL Group memulai uji coba perluasan bisnis terbarunya, yakni pabrik kertas kemasan (paperboard) di dalam kompleks yang sama dengan pabrik penghasil PaperOne, di Pangkalan Kerinci.
Investasi baru ini diprediksi akan mampu menghasilkan 1,2 juta ton kertas kemasan setiap tahunnya dan menyerap sedikitnya 600 tenaga kerja baru.
Pendirian pabrik ini menelan investasi sebesar Rp 33,4 triliun, termasuk dengan infrastruktur pendukungnya dan akan dipasarkan dengan merk BoardOne dan Silverpak.
Langkah perusahaan yang merupakan bagian dari RGE Group tersebut sejalan dengan tren global yang kian fokus pada keberlanjutan. Saat ini, konsumen menunjukkan sikap lebih selektif dalam memilih produk, termasuk dalam hal kemasannya.
Tak hanya akan berkontribusi terhadap perekonomian nasional, Investasi baru ini juga mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon dengan memproduksi bahan kemasan berbasis bio.
Kertas kemasan ini berasal dari bahan baku renewable dan bersifat biodegradable, yakni mudah terurai di tanah. Ini akan menjadi solusi kemasan berkelanjutan yang memenuhi standar kualitas, kesehatan, serta keselamatan di pasar domestik dan global.
Pabrik tersebut akan memproduksi berbagai macam kertas kemasan yang memenuhi standar kualitas, kesehatan, dan keselamatan, serta standar keberlanjutan yang ketat. Contohnya, folding boxboard, cup stock, dan art board (C2S). Singkatnya, kertas kemasan nantinya dapat dipergunakan untuk wadah makanan dan minuman hingga papan grafis.
Pembangunan pabrik tersebut juga merupakan bagian dari komitmen APRIL Group terhadap Sustainable Growth APRIL 2030 yang menekankan pendekatan holistik terhadap diversifikasi, circularity, dan produksi yang bertanggung jawab.