Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku kecewa atas insiden tidak bisa memasuki wilayah Amerika Serikat. Padahal, kedatangannya ke AS saat itu untuk memenuhi undangan Komandan Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph F. Dunford Jr.
ADVERTISEMENT
Terlebih, hubungan Gatot dan Dunford cukup dekat. Gatot juga menceritakan kedekatannya dalam pertemuan-pertemuan informal.
"Kalau dikatakan saya kecewa, saya kecewa. Kenapa saya kecewa? Karena saya bersahabat dengan Jendral Dunford. Pada saat saya kesana saya, coffee morning di rumahnya yang asri, malamnya diajak dinner yang enak," ujar Gatot usai menghadiri acara Konferensi Internasional WHO di Kompleks Istana Negara, Selasa (24/10).
"Yang lebih luar biasa lagi dinyanyikan lagi Bengawan Solo. Yang menyanyikan prajurit Amerika. Ya, saya kesana kan mau ketemu juga sama beliau. Enggak terjadi ya," lanjut Gatot.
Gatot menuturkan, kedatangannya ke AS saat itu untuk mewakili pemerintah Indonesia dalam acara 'Chiefs of Defence Conference on Counter Violent Extremist Organizations (VEOs)' yang diselenggarakan militer AS. Acara ini digelar sebagai media diskusi untuk membahas strategi melumpuhkan gerakan ekstremis.
"Saya ini tugas ke Amerika perintah Presiden (Joko Widodo). Jadi perwakilan pemerintah. Begitu saya tidak bisa berangkat saya lapor juga ke Presiden. Lapor ke Menkopolhukam dan Menlu. Maka saya tidak boleh berkomentar apapun juga. Tanya lah ke Menlu," tutur Gatot.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AP, juru bicara Department of Homeland Security, Dave Lapan, menjelaskan bahwa Gatot tidak bisa masuk ke AS karena adanya keterlambatan penerbitan dokumen dari protokol keamanan AS.
Masalah ini akhirnya sudah diselesaikan dengan cepat oleh pihak AS. Gatot juga telah dijadwalkan untuk pergi dengan penerbangan berikutnya.
Namun Gatot memilih untuk tidak berangkat, hingga menunggu alasan penolakannya itu dijelaskan secara rinci.
"Kalau ditanya kapan saya berangkat lagi, karena saya sudah melapor, saya berangkat hanya atas perintah Presiden. Tanpa itu saya tidak punya inisiatif apapun juga sekarang. Jadi saya tidak boleh memberikan keterangan. Tanya ke Menlu," ujarnya.
Saat disinggung respons Jokowi atas insiden tersebut, mereka sepakat untuk menunda keberangkatan. Gatot juga sudah melaporkan hal itu ke Menkopolhukam dan Menlu Retno Marsudi.
"(Tanggapan Jokowi) ya kenapa terjadi seperti itu. Ya sudah tidak usah berangkat. Mau berangkat gimana. Sudah lapor ke Menkopolhukam ke Menlu, siap saya laporkan. Kan lapornya ke Presiden dulu baru ke Menkopolhukam dan Menlu. Dan sudah ditangani oleh Menlu," ujar Gatot.
ADVERTISEMENT
Gatot seharusnya terbang ke AS pada Sabtu (21/10) lalu. Sayangnya, dari 6 jumlah anggota delegasi yang seharusnya berangkat, hanya Gatot dan istrinya yang tidak bisa masuk ke AS.
Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto menjelaskan Gatot dan istri mendapat pemberitahuan tersebut setelah ada pengumuman dari maskapai penerbangan.
"Beberapa saat sebelum keberangkatan, ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI dan istri tidak boleh memasuki wilayah AS oleh Custom dan Border Protection,” ungkap Wuryanto di Kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (23/10).
Kendati demikian, Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan, sudah mengirimkan permohonan maaf kepada Menteri Retno atas terhambatnya perjalanan Gatot ke AS.
Permohonan maaf tersebut dinyatakan dalam website resmi Kedutaan Besar AS di Indonesia, yang menjelaskan bahwa benar Gatot diundang oleh Joseph Dunford untuk mengikuti Konferensi Pertahanan dalam Melawan Violent Extremism yang diselenggarakan di Washington DC pada 23-24 Oktober 2017.
ADVERTISEMENT
“(Kami) meminta maaf kepada Menlu Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang terjadi pada Jenderal Gatot,” ucap Kedutaan Besar AS dalam pernyataan tertulis, Minggu (22/10).
Selain itu, Kedubes AS juga mengatakan telah berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Kedutaan Besar AS telah berhubungan langsung dengan staf Panglima TNI terkait persoalan ini dan terus berupaya untuk memfasilitasi perjalanannya ke AS,” imbuhnya.