Panglima TNI Khawatirkan Potensi Konflik yang Meledak Gara-gara Pemilu

20 November 2017 20:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Soliditas TNI dan Polri sangat dibutuhkan saat ini, terlebih akan memasuki tahun politik. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmatyo mengingatkan jangan sampai Indonesia jadi kancah konflik yang disebabkan karena pemilu.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai negara kita jadi kancah konflik antaragama, antarkelompok. Bisa saja pemicunya karena pemilu," ujar Gatot saat pengarahan anggota TNI-Polri di Auditorium IPDN Lombok, NTB, Senin (20/11).
Kunci agar konflik ini tidak terjadi adalah netralitas anggota TNI dan Polri. Kedua institusi inilah, kata dia, yang bisa menjadi penegah ketika konflik muncul di tengah masyarakat.
"Karena itulah kita harus netral. Kita butuh membuat semuanya sejuk," imbuh Gatot.
Gatot mengingatkan, perang saat ini bukan lagi melalui senjata, tapi proxy war. Perang ini menggunakan warga suatu negara itu untuk dipecah belah dengan balutan konflik agama, bahasa, suku, atau golongan.
Banyak negara di dunia yang tidak bisa mengelola konflik itu sehingga berujung pada perpecahan. Sebut saja Uni Soviet yang pecah menjadi 15 negara karena berbagai latar belakang konflik.
ADVERTISEMENT
"Indonesia kalau mau pecah gampang sekali, agama beda, suku, bahasa, warna kulit, adat. Tapi kita tetap itu karena kita dihuni oleh para ksatria dan patriot yang diikat dengan Pancasila," jelas Gatot.
Untuk itu, suasana sejuk harus terus dihadirkan oleh TNI dan Polri di tengah masyarakat. Caranya, cukup dengan menjaga soliditas dan netralitas.
"Gampang, TNI-Polri jalan saja bareng. Jangan salah lho, kalau lihat TNI-Polri ngobrol berdua rakyat itu ngomongin, enak ya tenang. Mereka sangat senang," ucap Gatot.