Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Panglima TNI Sebut Masyarakat Sipil Bisa ke Gaza Bantu Warga Palestina
15 Juni 2024 5:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebut masyarakat sipil bisa bergabung dengan pasukan perdamaian untuk membantu warga Palestina di Gaza.
ADVERTISEMENT
Terkait bagaimana mekanismenya, Agus menyebut Kementerian Luar Negeri RI yang akan mengaturnya.
"Kemenlu yang akan mengatur ya," kata Agus di kantor MUI, Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu (15/6).
Agus mengatakan, salah satu satuan pasukan perdamaian yang akan dikirim yakni Batalyon Zeni. Mereka bertugas membangun berbagai fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah hingga tempat rehabilitasi.
Tempat tersebut nantinya akan diisi oleh para tenaga ahli di bidangnya. Seperti tempat rehabilitasi yang membutuhkan tenaga ahli di bidang pengobatan trauma atau trauma healing.
"Nah untuk rehabilitasi butuh personel yang punya kemampuan psikologi untuk trauma healing. Mungkin bisa juga dari sipilnya," ujarnya.
Namun, Agus tak menjelaskan secara rinci prosedur dan persyaratan apa yang harus dilalui masyarakat sipil untuk bisa bergabung dengan pasukan perdamaian itu.
ADVERTISEMENT
Usulan MUI
Waketum MUI, KH Marsudi Syuhud, menyampaikan upaya dukungan terhadap Palestina bisa diwujudkan secara bersama melalui kolaborasi antara ulama, organisasi kemasyarakatan (ormas) agama, dan pemerintah termasuk unsur TNI.
"Kita harapkan setelah kita juga mampu menjaga semuanya, keamanannya, kenyamanannya, ekonominya, kita juga bisa membantu negara-negara saudara kita yang belum merdeka agar bisa seperti yang kita harapkan sebagaimana Palestina," katanya.
Marsudi juga merespons positif pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengatakan akan membantu sebanyak 1.000 anak Palestina di pondok-pondok pesantren.
"Kita imbau juga para kiai yang punya lembaga pendidikan, punya pesantren, punya universitas, guru, dan sekolah tinggi untuk turut membantu," ujarnya.