Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Papua Jadi Lokasi Pesawat Jatuh Paling Sering di RI dalam 20 Tahun Terakhir
15 Januari 2021 9:40 WIB
ADVERTISEMENT
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (9/1). Catatan kelam dunia penerbangan Indonesia pun bertambah akibat insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam 20 tahun terakhir (2000-2020), Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat ada 51 kecelakaan pesawat jatuh di Indonesia. Hal itu berdasarkan olah data kumparan atas 199 laporan KNKT berkenaan dengan insiden transmoda penerbangan RI.
Sebanyak 51 kecelakaan tersebut terdiri dari berbagai jenis transportasi udara. Mulai dari pesawat komersil besar, pesawat kecil (di bawah 12.500 lbs), pesawat latih, hingga helikopter.
Berdasarkan lokasi jatuhnya pesawat, Provinsi Papua menjadi yang paling banyak mencatatkan insiden. Dari 51 tragedi pesawat jatuh, 18 (35,29 persen) di antaranya terjadi di provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia itu.
Hampir seluruh pesawat jatuh yang ada di Provinsi Papua merupakan pesawat kecil. Kebanyakan pesawat itu menempuh rute-rute penerbangan perintis.
ADVERTISEMENT
Maskapai/operator pesawat kecil yang pesawatnya pernah jatuh di Provinsi Papua di antaranya Merpati Nusantara Airline, Susi Air, Aviastar Mandiri, Komala Air, dan lain-lain.
Satu-satunya pesawat besar yang pernah jatuh di provinsi tersebut adalah Trigana Air penerbangan 267. Tragedi ini menewaskan 4 kru dan 50 penumpang.
Pesawat seri ATR 42-300 itu menabrak Gunung Tangok dalam rute penerbangan Jayapura ke Oksibil, 16 Agustus 2015. Kejadian ini dikategorikan jatuh karena menabrak daratan/objek atau Controlled Flight Into Terrain (CFIT).
Setelah Papua, 4 provinsi lain yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat tersering dalam 20 tahun terakhir ialah Sumatera Utara (5 kejadian), Jawa Barat (4 kejadian), Kalimantan Timur (4 kejadian), dan Riau (2 kejadian).
Sementara itu, ada 2 kejadian pesawat yang jatuh di sebuah selat dan tidak termasuk di provinsi mana pun. Yakni Selat Karimata dan Selat Makassar.
ADVERTISEMENT
Darat atau Laut?
Selain letak provinsi, medan jatuhnya pesawat menentukan jenis operasi SAR. Ternyata dalam 20 tahun terakhir, kejadian jatuhnya pesawat justru lebih banyak terjadi di daratan ketimbang lautan.
Dari 51 insiden, 43 pesawat di antaranya jatuh di darat. Angka ini menyumbang 86,0 persen dari seluruh kejadian.
Sementara, pesawat jatuh di laut berada di urutan kedua, dengan 6 kejadian (12 persen). Terakhir, pesawat jatuh di danau ada 1 kejadian (2,0 persen).
Meski lokasi pesawat jatuh di darat menyumbang paling banyak persentase dan jumlah kejadian, namun korban tewas paling banyak dalam 1 kejadian terjadi saat pesawat jatuh di laut.
Adalah Lion Air JT 610 yang menyumbang korban terbanyak pesawat jatuh di laut tersebut. Pesawat yang jatuh pada 29 Oktober 2018 itu menewaskan 189 orang.
ADVERTISEMENT
Sementara, pada pesawat jatuh di darat, korban tewas terbanyak terjadi di insiden Mandala Air penerbangan 091. Sebanyak 161 orang, 112 penumpang dan kru serta 49 penduduk setempat tewas akibat insiden yang terjadi di Medan pada 5 September 2005 tersebut.