Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Para Pangeran Saudi Ditahan di Hotel Mewah
6 November 2017 17:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Arab Saudi melalui Komisi Antikorupsi-nya tengah melakukan penahanan terhadap pangeran dan pejabat tinggi dengan dugaan korupsi. Alih-alih dalam penjara gelap dan sempit, Arab Saudi menahan mereka di hotel bintang lima yang penuh fasilitas mewah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari New York Times , aparat menggunakan hotel bintang lima jaringan Ritz Carlton yang berlokasi di ibu kota Riyadh sebagai rumah tahanan sementara.
Hotel bintang lima ini dikosongkan pada Sabtu (4/11) atau di hari yang sama dengan penangkapan massal oleh lembaga yang dipimpin oleh putra mahkota Mohammed bin Salman (MbS). Hotel itu diduga dikosongkan untuk menampung 11 pangeran dan 38 pejabat tinggi yang masuk dalam daftar penahanan.
Media Associated Press (AP) juga melaporkan bahwa pemerintah Saudi memang menggunakan hotel bintang lima sebagai ruang tahanan. Meski tidak menyebut nama hotel secara spesifik, seorang petugas keamanan yang menjadi sumber AP mengungkapkan bahwa penahanan dilakukan "di beberapa hotel yang semuanya berstandar bintang lima".
Ritz Carlton adalah hotel utama yang menjadi andalan keluarga kerajaan dalam menerima tamu penting di ibu kota Arab Saudi. Harga inap kamar berkisar antara 362 dolar AS atau setara dengan Rp 4,8 juta per malamnya. Yang termahal adalah kelas Executive Suite seharga 853 dolar AS atau Rp 11,5 juta per malam.
ADVERTISEMENT
Hotel ini menawarkan fasilitas mewah. Untuk kelas yang paling bawah, fasilitas dasar yang dimiliki terdiri dari televisi 37 inch, bak perendaman, dan tayangan hiburan lengkap. Belum lagi fasilitas hotel seperti restoran, kolam renang, spa, dan pusat kebugaran. Hal ini tentu terlampau mewah sebagai rumah tahanan koruptor.
Belum diketahui alasan penggunaan hotel bintang lima sebagai ruang tahanan. Ketika dikonfirmasi, manajemen hotel Ritz Carlton menolak berbicara secara gamblang. "Kami tengah mengevaluasi situasi hotel kami di Riyadh," juru bicara hotel Sarah Walker yang dilansir NY Daily News.
Beberapa wartawan kesulitan menghubungi cabang Ritz Carlton di Riyadh karena jaringan telepon hotel telah diputus. Hotel tersebut juga tampak selalu penuh ketika melakukan pemesanan melalui laman resmi Ritz Carlton Riyadh.
ADVERTISEMENT
Daftar nama para tahanan adalah sejumlah pangeran dan pejabat dengan profil menonjol. Seorang investor global, Alwaleed bin Talal, yang memiliki saham di Twitter, Apple dan Citigroup dengan kekayaan pribadi 17 miliar dolar AS.
Pangeran Miteb bin Abdullah yang menjabat Menteri Garda Nasional menjadi nama besar selanjutnya yang ditahan. Ia adalah putra Raja Abdullah, pemimpin kerajaan Saudi sebelum Raja Salman. Ia dianggap salah satu penerus takhta masa depan di samping Mohammed bin Salman.
Menurut laporan Al-Arabiya, seluruh pangeran dan pejabat yang ditahan menemukan diduga melakukan tindakan korupsi pada insiden banjir 2009 yang menghantam sejumlah kawasan di Jeddah, dan masalah merebaknya virus pernapasan di Timur Tengah (MERS) pada 2012.
ADVERTISEMENT
Namun hal ini masih belum terang mengingat semakin ketatnya persaingan antara Pangeran MbS dan pangeran-pangeran yang masuk daftar penahanan. MbS naik ke kursi putra mahkota pada Juni 2017 setelah menggantikan kerabatnya, Pangeran Mohammed bin Nayef.