Paracetamol Mulai Langka di China hingga Australia, Bagaimana Indonesia?

22 Desember 2022 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tablet parasetamol
zoom-in-whitePerbesar
Tablet parasetamol
ADVERTISEMENT
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Tiongkok mendorong terjadinya kelangkaan obat-obatan, seperti parasetamol. Pengaruh kelangkaan obat di Tiongkok ini tidak hanya dirasakan oleh warga negara tersebut, tapi juga di sejumlah negara seperti Australia hingga Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Komunitas Tionghoa yang tinggal di negara-negara tersebut mengirimkan obat pilek dan flu yang dijual bebas kepada keluarga mereka di kampung halamannya. Sebab, di China, paracetamol sudah susah ditemui dan harganya menjulang.
Bagaimana di Indonesia?
Kabiro Humas Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengabarkan situasi terkini di Indonesia. Sejauh ini stok paracetamol masih aman.
"Masih aman, kan kita ada pabrik sendiri," kata Nadia melalui pesan singkat, Kamis (22/12).
Di Indonesia sendiri, kebutuhan atas parasetamol di masyarakat memang cukup tinggi. Bahkan di sejumlah apotek di wilayah Cibinong, Bogor, paracetamol sudah sulit ditemukan.
Ilustrasi paracetamol Foto: Shutter Stock
“Parasetamol yang generik kita kosong. Yang ada cuma yang Panadol,” ujar Dea, salah satu pegawai apotek yang didatangi.
Hal serupa dikatakan oleh Rahmat, apoteker di apotek lain yang didatangi.
ADVERTISEMENT
“Habis, kalau parasetamol generiknya,” kata dia.
Lantas, apakah ini terkait langsung dengan situasi di China?
Menurut Dea, permintaan pembeli untuk paracetamol memang banyak. Hal ini dikaitkan dengan pembelian antibiotik yang harus disertai dengan resep dokter.
“Iya banyak yang cari mbak, kadang Panadol itu aja sehari kosong, isi lagi. Kadang kalau memang kosong sama sekali nggak ada,” jelasnya.
“Karena kan antibiotik sekarang harus pakai resep tidak bisa ditebus tidak pakai resep,” lanjutnya.
Apotek Kimia Farma di Cibinong kehabisan stok parasetamol generik. Foto: Andin Danaryati/kumparan
Penggunaan antibiotik secara sembarangan tanpa resep dokter, terutama dalam jangka panjang, memang dapat berakibat fatal.
“Antibiotik, banyak. Cuma harus pakai resep. Kalau pasien tidak bawa resep, nanti tidak akan diberikan antibiotiknya. Kalau untuk parasetamol, tergantung keluhannya. Kalau untuk pusing nyeri demam, dikasihnya ini [parasetamol],” ujar Rahmat.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya mengenai ada atau tidaknya hubungan lonjakan kasus Covid-19 di Tiongkok dengan kebutuhan parasetamol di apotek, Rahmat tidak setuju.
“Nggak ada. Nggak ada permintaan serupa kalau di kita,” jawabnya.
Persediaan parasetamol di Indonesia rata-rata masih diproduksi oleh perusahaan farmasi dalam negeri. Beberapa merek parasetamol yang sering dicari oleh pembeli antara lain Sanmol, Biogesic, dan Panadol.
Reporter: Andin Danaryati