Paraguay Anggap Langkah Israel Tutup Kedubes Berlebihan

7 September 2018 14:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez (Foto: AFP/NORBERTO DUARTE )
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez (Foto: AFP/NORBERTO DUARTE )
ADVERTISEMENT
Israel marah dan menutup kedutaan besar di Asuncion setelah Paraguay memindahkan kantor perwakilan mereka dari Yerusalem kembali ke Tel Aviv. Menurut Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez, langkah Israel itu berlebihan.
ADVERTISEMENT
"Saya menyesalkan keputusan Israel. Bereaksi dengan menutup kedutaan sedikit berlebihan dan kami menyerukan pemerintah (Israel) mempertimbangkannya lagi," kata Benitez seperti dikutip Associated Press, Kamis (6/9).
Sebelumnya pada Mei lalu, Paraguay di bawah Presiden Horacio Cartes memindahkan Kedubes dari Tel Aviv ke Yerusalem mengekor Amerika Serikat. Langkah itu membuat Presiden AS Donald Trump semakin jemawa karena mendapatkan pendukung di tengah kecaman dunia terhadap dirinya.
Namun keputusan ini dibatalkan oleh Benitez yang memenangkan pemilu presiden pada April lalu. Keputusan Benitez ini tidak terlepas dari lobi ketat Palestina yang menyerukan negara-negara mematuhi hukum internasional terkait Yerusalem.
Benitez juga tidak terlalu ambil pusing dengan kemarahan Israel. Presiden berusia 46 tahun mengabaikan seruan Wakil Presiden AS Mike Pence agar Paraguay memenuhi komitmen sebelumnya soal Kedubes di Yerusalem.
ADVERTISEMENT
"Paraguay akan berpegang teguh pada hukum internasional dan resolusi PBB yang masih menganggapnya wilayah konflik antara Israel dan Palestina," kata Benitez.
Pemerintah Palestina mengaku gembira atas keputusan Paraguay dan memutuskan untuk membuka kantor perwakilan di Asuncion. Menyusul keputusan itu, Turki juga menyatakan akan membuka kedubes di Asuncion. Sebelumnya Turki hanya punya kantor konsulat di kota itu.
Saat ini tinggal Guatemala yang masih setia bersama AS mendirikan Kedubes di Yerusalem. Otoritas Palestina saat ini tengah gencar melobi Guatemala agar mengikuti jejak Paraguay.