Paramiliter Bantai Warga Sudan Tengah, 100 Lebih Nyawa Melayang

7 Juni 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khartoum pada 1 Mei 2023 saat bentrokan mematikan selama konflik. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khartoum pada 1 Mei 2023 saat bentrokan mematikan selama konflik. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembantaian terhadap lebih dari 100 orang terjadi di sebuah desa di Sudan tengah. Kelompok pro-demokrasi menyebut pelaku pembantaian adalah paramiliter Rapid Support Force (RSF).
ADVERTISEMENT
Laporan The Wad Madani Resistance Committees mengungkap lokasi serangan RSF yaitu desa Wad al-Noura. Serangan dilakukan menggunakan senjata berat.
Komite itu turut pula mengunggah foto ratusan jenazah di tempat yang diduga sebagai kuburan massal.
Mereka menyebut, tentara Sudan sudah dimintai bantuan tapi tak merespons. Untuk saat ini komite tersebut sedang menunggu kabar dari otoritas setempat mengenai berapa pastinya jumlah korban.
"Perempuan, anak dan lansia termasuk korban dari serangan," kata Gubernur Provinsi Darfur Mini Arko Minawi seperti dikutip dari Al-Jazeera.
RSF telah berulang kali menyerang sejumlah desa di Sudan. Salah satu wilayah yang telah dikuasai adalah ibu kota negara bagian Gezira, Mad Madani.
Pada Rabu (5/6) milisi RSF mengakui serangan ke Wad al-Noura. Tapi, mereka membantah adanya korban sipil.
ADVERTISEMENT
Serangan RSF merupakan dampak dari perang saudara di Sudan yang pecah pada April 2023 lalu. Perang itu melibatkan RSF dan Militer Sudan pimpinan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.
Awalnya, perang saudara hanya berpusat di ibu kota Khartoum. Akan tetapi, kini perang saudara sudah terjadi di berbagai wilayah di Sudan
Akibat perang tak berujung, sebanyak 8.3 juta warga Sudan kehilangan tempat tinggal. Kebanyakan dari mereka terpaksa mengungsi ke negara tetangga seperti Chad dan Sudan Selatan.