Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Rencana pertemuan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Gerindra yang juga Presiden Prabowo Subianto kembali mencuat. Ini memang bukan pertama kali muncul.
ADVERTISEMENT
Bahkan, rencana ini sudah mengemuka sejak Pilpres selesai bergulir dan sudah ditetapkan pemenangnya.
Ada banyak "bumbu" yang menyelimuti rencana pertemuan keduanya. Mulai dari pertemuan tokoh bangsa hingga bergabung di dalam satu koalisi.
Terbaru, rencana pertemuan Megawati-Prabowo jadi pemanis di HUT ke-52 PDIP. Saat itu, politikus senior PDIP Sidarto Danusubroto menghampiri Megawati dan diduga menyampaikan keinginan Prabowo untuk bertemu.
Itu ditegaskan lagi oleh Ketua DPP PDIP yang juga anak Megawati, Puan Maharani. Puan tampak mengulang dan menegaskan pernyataan Sidarto saat itu.
Gestur bibir Puan seperti menyebutkan, "Pak Prabowo mau ketemu langsung. Pak Prabowo mau ketemu mama."
Belakangan, Sidarto mengakui dialah mediator pertemuan Megawati dan Prabowo.
"[Anda mediator pertemuan Prabowo dan Megawati] Iya," kata Sidarto saat dikonfirmasi, Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
"Masih ada beberapa step yang harus dilalui ya," ucapnya.
Hubungan Baik-baik Saja
Dalam sambutannya, Megawati menyinggung soal politik nasi goreng. Ini kerap dikaitkan dengan pertemuan Megawati-Prabowo.
Megawati menegaskan, hubungan dengan Prabowo baik-baik saja. Tidak ada permusuhan di antara mereka.
"Eh Mas Bowo iki aku tak ngomong yo baru oke. Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia woh kayaknya musuhan, enggak. Enggak," kata Megawati dalam pidatonya di HUT ke-52 PDIP di DPP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1).
"Bukan sombong, padahal dia seneng saya masakin nasi goreng. Udah lama, ada yang ngomong Bu ada yang udah minta nasi goreng. Loh wong aku aja mumet anak-anakku banyak yang gak jadi," tutup dia.
Namun, Presiden ke-5 RI itu mengatakan posisi PDIP tetap akan seperti sekarang ini: mitra strategis. Megawati menilai, biarlah PDIP dan pemerintahan Prabowo berdiri di posisi masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Lho gitu lho, memangnya gak boleh (berseberangan)? Ya boleh lah. Tapi kan prinsip. Bene wae, aku neng kene wae (aku di sini aja), situ sana lah rame-rame,” ujarnya di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta pada Jumat (10/1).
“Apa aku ngerusuhi situ kan ya enggak toh? Kalau aku perlu situ, kan, gak perlu ketemu toh?” tambahnya.
Jauh sebelum ini, pertemuan Megawati dan Prabowo salah satu yang paling ditunggu setelah Pilpres selesai.
Setelah dilantik, Prabowo bergiliran sowan ke para mentan presiden. Mulai dari Jokowi di Solo dan SBY di Cikeas Bogor.
Untuk kedua tokoh ini memang berada di barisan yang sama mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Berbeda dengan Megawati. Pertemuan dengan Megawati kerap dikaitkan dengan isu bergabungnya PDIP ke koalisi Prabowo. Ada sejumlah nama yang disebut-sebut akan mengisi posisi itu, seperti Budi Gunawan hingga Azwar Anas.
ADVERTISEMENT
Namun, hal itu tak terjadi. Prabowo tak memasukkan satu pun kader PDIP di kabinet Merah Putih. Budi Gunawan disebut bukan bagian dari PDIP, hanya dekat saja.
Sebuah Keharusan
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan sebuah keharusan. Jadi tidak ada yang luar biasa.
“Sebenarnya kan ini bukan sesuatu yang luar biasa. Ini kan suatu yang baik-baik yang memang semestinya dilakukan,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/1).
“Sehingga menurut saya kita akan tunggu semua yang hal baik yang akan terjadi dan berjalan,” imbuhnya.