Pasangan Prewedding dan 3 Kru WO Penyebab Kebakaran di Bromo Minta Maaf

15 September 2023 16:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Pasangan prewedding dan 3 kru WO meminta maaf kepada tokoh masyarakat Suku Tengger, Jum'at (15/9/2023).  Foto: Fades/mili.id
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan prewedding dan 3 kru WO meminta maaf kepada tokoh masyarakat Suku Tengger, Jum'at (15/9/2023). Foto: Fades/mili.id
ADVERTISEMENT
Pasangan calon pengantin dan 3 kru wedding organizer (WO) yang menyebabkan kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo, karena melakukan foto prewedding menggunakan flare atau suar pada 6 September, akhirnya minta maaf.
ADVERTISEMENT
Permohonan maaf disampaikan kepada tokoh masyarakat Suku Tengger di Kantor Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Jumat (15/9).
Selain 5 orang tersebut yang saat ini berstatus saksi, pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Dukun Parisada Sutomo dan 3 kepala desa mewakili 6 desa.
Momen foto pra nikah di Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo yang menggunakan flare sebabkan kawasan tersebut terbakar. Foto: Dok. Polses Purbolinggo
Hendra Purnama yang merupakan calon pengantin, mengatakan bahwa musibah kebakaran di kawasan Gunung Bromo sama sekali tidak diinginkan. Oleh karena itu, dia mewakili semua pihak yang terlibat meminta dan memohon maaf sedalam-dalamnya.
"Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada seluruh masyarakat Suku Tengger, kepada tokoh adat Tengger dan seluruh pemerintah, mulai dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden, Pemerintah Provinsi hingga Kabupaten," kata Hendra dengan wajah lesu.
Pasangan prewedding dan 3 kru WO meminta maaf kepada tokoh masyarakat Suku Tengger, Jum'at (15/9/2023). Foto: Fades/mili.id
Pria berkacamata asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, ini juga menambahkan bahwa dia dan teman-temannya bukan tidak ada upaya memadamkan api saat mengetahui adanya kebakaran akibat menyalakan flare untuk foto prewedding nya.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah berupaya memadamkan api dengan mengambil 5 botol persediaan kami di mobil, tapi karena keterbatasan kami dan juga kondisi angin kencang, rumput juga kering sehingga kebakaran tidak bisa kami atasi. Sekali lagi kami mohon maaf sebesar-besarnya," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sunaryono, mengatakan, pada intinya masyarakat dan tokoh Suku Tengger sudah menerima permintaan maaf dari tersangka dan saksi kasus kebakaran di Bukit Teletubbies.
"Pada intinya kami terima maafnya, tapi kepada pelaku harus mempunyai tanggung jawab, baik itu untuk dirinya sendiri dan juga kepada Gunung Bromo walaupun di situ tidak ada unsur sengaja. Paling tidak orang-orang ini ke depannya berbuat bagaimana memulihkan Bromo," ungkap Sunaryono.
ADVERTISEMENT