Pasangan Sehidup-Semati: Kisah Suami-Istri di Yogya Meninggal di Hari yang Sama

22 Mei 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taufiq Imron dan Fauziyah Tri Astuti. Dok: Muhammadiyah.
zoom-in-whitePerbesar
Taufiq Imron dan Fauziyah Tri Astuti. Dok: Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Kisah mengharukan ini datangnya dari Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sepasang suami-istri, yakni Taufiq Imron-Fauziyah Tri Astuti, meninggal dunia pada hari yang sama, yakni Minggu (21/5).
Dok: Muhammadiyah.
Taufik yang dikenal sebagai ustaz itu wafat di rumahnya di Kampung Suronatan, pukul 05.00 WIB. Ia memang telah lama sakit bahkan mesti menjalani cuci darah sepekan sekali.
Yang mengejutkan adalah ketika di rumah tersebut warga yang sedang bersiap untuk menggelar doa dan pemakaman, mendadak mendapat kabar: Fauziyah juga meninggal dunia, sekitar pukul 12.00 WIB.
Saat itu, Fauziyah sedang dirawat di rumah sakit atas penyakit yang dideritanya.
Prosesi doa hingga pemakaman pun dilakukan langsung terhadap keduanya. Bahkan, para pedagang sekitar yang biasanya berjualan sejenak menutup lapaknya.
Salat jenazah atas kedua almarhum. Dok: Ist.

Bertemu di Majelis Taklim

Siti Aisyah, teman Fauziyah sedari remaja, menceritakan awal bagaimana Taufik berjodoh dengan Fauziyah.
ADVERTISEMENT
Taufiq adalah pemuda Bangka yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada, Kabupaten Sleman, DIY. Ia pun tinggal di indekos di Kelurahan Gowongan, Yogya, dekat rumah Fauziyah.
"Mereka bertemu karena sama-sama memperdalam Islam, mengikuti pendidikan kader di Masjid Syuhada," kata Siti saat dihubungi kumparan, Senin (22/5).
Masjid tersebut berada di daerah Kotabaru, Gondokusuman, Yogya.
Selepas kuliah, Taufiq bekerja sebagai dosen di Universitas Diponegoro, sedangkan Fauziyah aktif di Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah.
Di PP Aisyiyah tahun 2005, Fauziyah menjadi Sekretaris Panitia Muktamar Malang—saat Siti menjadi Ketua Panitia-nya.
Selain menjadi Bendahara Majelis Pembinaan Kader (MPK) PP Aisyiyah. Fauziyah juga pernah menjadi Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta (2005-2014).
Fauziyah saat menjadi Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta periode 2005-2014. Dok: Ist.
"Bu Tuti (sapaan Fauziyah) memang disiplin, tertib. Sedangkan Pak Taufiq, sejak kuliah sudah dikenal sebagai orang yang rajin, kuliahnya tidak tertinggal meskipun sambil berkegiatan organisasi," kata Siti mengenang kedua almarhum.
Fauziyah (duduk, kedua kiri) saat menjadi Sekretaris MPK PP Aisyiyah, Siti (kedua kanan) saat menjadi Ketua PP Aisyiyah Bidang MPK dan M. Tabligh. Dok: Ist.

Selalu Bersama

Siti bercerita bahwa Fauziyah selalu menemani Taufiq sang suami yang berobat karena sakitnya. "Setiap cuci darah, Bu Tuti mengantar terus," katanya.
ADVERTISEMENT
Fauziyah juga mengidap sakit yang bahkan membuat tubuhnya menjadi lebih kurus.
Pertemuan terakhir Taufiq dengan Fauziyah adalah usai cuci darah terakhir. Kala itu, Taufiq diantar oleh putrinya ke ruangan tempat Fauziyah dirawat. Pada momen ini, yang disangka akan pulang ke Rahmatullah duluan justru adalah Fauziyah.

Saat Dimandikan, Wajahnya Segar

Siti menjadi salah satu orang yang memandikan jenazah Fauziyah. Yang ia lihat mencengangkannya.
"Saat saya menyiram, masyaallah, wajahnya putih bersih, pipinya segar, tidak seperti orang sakit," ujar Siti.

Makam Berdampingan, Ditutup Jadi 1

Makam Taufiq dan Fauziyah.
Jenazah Taufiq dan Fauziyah pun dimakamkan berdampingan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
"Ditutup jadi 1," kata Siti.