Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pasangan Sehidup-Semati: Kisah Suami-Istri di Yogya Meninggal di Hari yang Sama
22 Mei 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kisah mengharukan ini datangnya dari Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sepasang suami-istri, yakni Taufiq Imron-Fauziyah Tri Astuti, meninggal dunia pada hari yang sama, yakni Minggu (21/5).
Taufik yang dikenal sebagai ustaz itu wafat di rumahnya di Kampung Suronatan, pukul 05.00 WIB. Ia memang telah lama sakit bahkan mesti menjalani cuci darah sepekan sekali.
Yang mengejutkan adalah ketika di rumah tersebut warga yang sedang bersiap untuk menggelar doa dan pemakaman, mendadak mendapat kabar: Fauziyah juga meninggal dunia, sekitar pukul 12.00 WIB.
Saat itu, Fauziyah sedang dirawat di rumah sakit atas penyakit yang dideritanya.
Prosesi doa hingga pemakaman pun dilakukan langsung terhadap keduanya. Bahkan, para pedagang sekitar yang biasanya berjualan sejenak menutup lapaknya.
Bertemu di Majelis Taklim
Siti Aisyah, teman Fauziyah sedari remaja, menceritakan awal bagaimana Taufik berjodoh dengan Fauziyah.
ADVERTISEMENT
Taufiq adalah pemuda Bangka yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada, Kabupaten Sleman, DIY. Ia pun tinggal di indekos di Kelurahan Gowongan, Yogya, dekat rumah Fauziyah.
"Mereka bertemu karena sama-sama memperdalam Islam, mengikuti pendidikan kader di Masjid Syuhada," kata Siti saat dihubungi kumparan, Senin (22/5).
Masjid tersebut berada di daerah Kotabaru, Gondokusuman, Yogya.
Selepas kuliah, Taufiq bekerja sebagai dosen di Universitas Diponegoro, sedangkan Fauziyah aktif di Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah.
Di PP Aisyiyah tahun 2005, Fauziyah menjadi Sekretaris Panitia Muktamar Malang—saat Siti menjadi Ketua Panitia-nya.
Selain menjadi Bendahara Majelis Pembinaan Kader (MPK) PP Aisyiyah. Fauziyah juga pernah menjadi Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta (2005-2014).
"Bu Tuti (sapaan Fauziyah) memang disiplin, tertib. Sedangkan Pak Taufiq, sejak kuliah sudah dikenal sebagai orang yang rajin, kuliahnya tidak tertinggal meskipun sambil berkegiatan organisasi," kata Siti mengenang kedua almarhum.
Selalu Bersama
Siti bercerita bahwa Fauziyah selalu menemani Taufiq sang suami yang berobat karena sakitnya. "Setiap cuci darah, Bu Tuti mengantar terus," katanya.
ADVERTISEMENT
Fauziyah juga mengidap sakit yang bahkan membuat tubuhnya menjadi lebih kurus.
Pertemuan terakhir Taufiq dengan Fauziyah adalah usai cuci darah terakhir. Kala itu, Taufiq diantar oleh putrinya ke ruangan tempat Fauziyah dirawat. Pada momen ini, yang disangka akan pulang ke Rahmatullah duluan justru adalah Fauziyah.
Saat Dimandikan, Wajahnya Segar
Siti menjadi salah satu orang yang memandikan jenazah Fauziyah. Yang ia lihat mencengangkannya.
"Saat saya menyiram, masyaallah, wajahnya putih bersih, pipinya segar, tidak seperti orang sakit," ujar Siti.
Makam Berdampingan, Ditutup Jadi 1
Jenazah Taufiq dan Fauziyah pun dimakamkan berdampingan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
"Ditutup jadi 1," kata Siti.