Pasangan Suami Istri di Aceh Dikukuhkan Bersama Jadi Guru Besar Unsyiah

26 Februari 2020 16:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Prof Khairul Munadi dan Prof Fitri Arnia usai dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar baru di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Foto: Dok. Humas Unsyiah
zoom-in-whitePerbesar
Foto Prof Khairul Munadi dan Prof Fitri Arnia usai dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar baru di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Foto: Dok. Humas Unsyiah
ADVERTISEMENT
Pasangan suami-istri Prof Khairul Munadi dan Prof Fitri Arnia dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar baru di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pengukuhan itu dipimpin Rektor Prof Samsul Rizal melalui sidang senat terbuka yang berlangsung di gedung Aac Dayan Dawood.
ADVERTISEMENT
Kedua pasangan itu berasal dari fakultas yang sama, jurusan Teknik Elektro. Momen pengukuhan tersebut juga turut menyita perhatian para peserta sidang.
Pada pengukuhan tersebut Prof Khairul membacakan orasi ilmiahnya dengan judul, Pengembangan Perangkat Cerdas Deteksi Dini Penyakit Berbasis Pencitraan Termal dan Deep Learning.
Sementara orasi ilmiah sang istri, berjudul Pengolahan Citra Digital untuk Restorasi Naskah Kuno dan Temu Kembali (Retrieval) Konten pada Media Daring.
Selain keduanya, rektor juga mengukuhkan Prof Taufik Fuadi Abidin berasal dari Fakultas MIPA Unsyiah, Aceh. Dia membacakan orasi berjudul pemanfaatan Mechine Learning dan Teknologi Big Data dalam Proses Penambangan Informasi.
Pasangan suami-istri Prof Khairul Munadi dan Prof Fitri Arnia saat dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar baru di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Foto: Dok. Humas Unsyiah
Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal mengungkapkan, setelah pengukuhan itu maka jumlah profesor Unsyiah menjadi 76 orang. Jumlah ini hanya 4,8 persen dari jumlah total dosen di Unsyiah.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dia bersyukur karena pertumbuhan jumlah profesor Unsyiah dalam setahun terakhir cukup menggembirakan. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah profesor Unsyiah hanya 58 orang. Hal ini berarti, dalam 3 setahun telah terjadi pertumbuhan sebanyak 31%.
“Setelah hari ini, beberapa profesor baru sudah kembali menunggu untuk dikukuhkan dalam waktu dekat. Sementara itu, beberapa calon profesor lainnya sedang melengkapi persyaratan atau bahkan sedang menunggu keputusan dari Jakarta,” ucap Prof Samsul Rizal, dalam siaran pers yang diterima kumparan, Rabu (26/2).
Samsul Rizal menilai kepakaran ketiga Profesor yang baru dikukuhkan itu sangat penting. Misalnya, Prof. Khairul Munadi, risetnya tentang pencitraan termal, yang merupakan metode pengamatan terhadap suatu objek melalui sensor termal, atau kamera termal, tanpa menyentuh objek yang diamati.
ADVERTISEMENT
Gagasan utama dari Prof Khairul Munadi adalah membangun perangkat cerdas dengan mengintegrasikan teknik thermography dan deep learning untuk mendeteksi dini penyakit, yang simtomanya terkait dengan perubahan suhu tubuh manusia. Gagasan ini cukup potensial menjadi alternatif solusi untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona.
Pasangan suami-istri Prof Khairul Munadi dan Prof Fitri Arnia saat dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar baru di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Foto: Dok. Humas Unsyiah
“Target riset ini adalah menghasilkan perangkat deteksi dini, untuk penyakit kronis berbahaya dengan akurasi yang tinggi. Maka temuan ini diharapkan dapat diaplikasikan untuk membantu paramedis, atau individu untuk melakukan pengecekan penyakit secara mandiri,” ucapnya.
Begitu juga dengan kepakaran Prof. Taufik Fuadi Abidin, risetnya mengenai pemanfaatan machine learning dan teknologi big data. Hal itu sudah pernah diuji dalam proses penentuan halaman web dengan cepat dan akurat, meskipun dengan halaman web yang jumlahnya miliaran.
ADVERTISEMENT
Prof Taufik bahkan berhasil membangun web classifier, yang dimanfaatkan untuk menentukan secara cepat dan akurat halaman web tentang penyakit tropis menggunakan algoritma machine learning Support Vector Machine.
Salah satu kontribusi kepakarannya di bidang machine learning yang secara langsung diaplikasikan di Unsyiah, yaitu penentuan kategori Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan (UKTB) mahasiswa. Sesungguhnya adalah masalah klasifikasi atau supervised machine learning problem.
Seiring perkembangan dan kebutuhan era, kajian serta pemanfaatan machine learning dan big data akan berkembang sangat cepat di masa mendatang. Karena, volume data di segala bidang akan terus bertambah secara signifikan.
Kepakaran Prof Taufik semakin diperlukan di masa mendatang. Dan Unsyiah sangat beruntung memiliki beliau yang kepakarannya tentang machine learning serta big data, sedikit banyak telah diinduksikan kepada seluruh mahasiswa kita,” ucap Prof Samsul Rizal.
ADVERTISEMENT
Sementara kepakaran Prof Fitri Arnia juga sangat penting untuk memahami latar belakang sejarah dari semua kejadian hari ini. Dokumen kuno mengandung informasi penting di masa lalu yang dapat membantu manusia untuk lebih memahami sejarah sebelumnya.
Prof Fitri Arnia berhasil mendigitalkan naskah-naskah kuno, serta mengaplikasikan sistem pengenalan karakter optic untuk proses rekognisinya. Ia menawarkan penggunaan asumsi histogram multipeak untuk mengantisipasi noise dan keabuan dokumen-dokumen kuno tersebut.
Prof Fitri Arnia juga menawarkan teknik baru untuk pengenalan karakter Jawi, yaitu menggunakan Algoritme Tree Root. Sistem algoritma ini tidak menggunakan perhitungan matematika yang rumit, tetapi menggunakan proses klasifikasi sederhana, dan membutuhkan lebih sedikit memori penyimpanan.
“Bidang kajian ini memiliki urgensi yang tinggi, terutama untuk Aceh yang konon memiliki sejarah luar biasa, namun belum dieksplorasi secara optimal menggunakan teknologi informasi. Hal ini dapat dimulai dengan merestorasi dokumen dan naskah kuno yang sudah tersedia,” ucap Samsul Rizal.
ADVERTISEMENT