Pasar Pandeglang Tetap Buka Pascatsunami

28 Desember 2018 16:59 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasar Pandeglang tetap buka pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Pandeglang tetap buka pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tsunami Selat Sunda yang menghantam wilayah Labuan, Pandeglang, Banten, tidak membuat Pasar Pandeglang mati. Beberapa pedagang di pasar yang berjarak sekitar 200 meter dari laut itu memilih untuk tetap buka.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dalam kondisi pascabencana pembeli didominasi para relawan. Mereka belanja untuk keperluan dapur umum.
“Apalagi kalau enggak buka mah. Orang pada butuh barang. Ini dari hari minggu sampai sekarang relawan semuanya pada belanja. Beli telur, beli mie, beli gula, beli apa aja kepentingan buat dapur umum,” kata Nur Syamsi salah satu pedagang di Pasar Labuan, Jumat (28/12).
Pasar Pandeglang tetap buka pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Pandeglang tetap buka pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
Kehadiran para relawan yang belanja di tokonya membawa keuntungan berlipat. Menurut Nur, pendapatannya meningkat hingga 300 persen pascatsunami. Dari yang semula sehari hanya mendapat Rp 2 juta kini ia bisa meraup Rp 4-6 juta dalam sehari.
“Dari teman-teman relawan sekali belanja ada yang Rp 2 juta, ada yang Rp 3 juta. Pernah saya dibelanjakan Rp 12 juta satu relawan datang,” kata Nur.
ADVERTISEMENT
Situasi dekat pasar Pandeglang pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Situasi dekat pasar Pandeglang pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
Senda dengan Nur, pedagang lainnya Rohman juga merasakan peningkatan pendapatan. Meski tidak menyebut jumlah pasti, pedagang sembako tersebut mengatakan pendapatannya naik 20 persen.
“Ada peningkatan. Walaupun kita namanya musibah, tapi Alhamdulilah agak meningkat. Ya adalah kenaikan sekitar 20 persen,” ucap Rohman.
Meski begitu, dalam diri Rohman masih ada rasa khawatir bencana akan datang lagi. Pasalnya tokonya dihantam dua bencana dalam waktu kurang dari seminggu, yaitu tsunami dan banjir.
Nur Syamsi, pedagang di pasar Pandeglang yang tetap buka pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nur Syamsi, pedagang di pasar Pandeglang yang tetap buka pasca tsunami. (Foto: Fachrul Iriwinsyah/kumparan)
Gelombang besar tsunami pada 22 Desember 2018 mendorong kapal nelayan ke sungai belakang tokonya. Perahu itu kemudian merobohkan dinding belakang tokonya. Lalu empat hari berikutnya tokonya terendam banjir akibat hujan. Saat itu barang dagangannya banyak yang hanyut ke laut.
“Walaupun ada rasa cemas kejadian kemarin itu. Pas malam minggu tsunami, rabunya banjir. Kalaupun kita ketakutan ya memberanikan diri. Cuma inilah mata pencarian saya sehari-hari. Walau hati mah cemas, takut,” kata Rohman.
ADVERTISEMENT