Pascaoperasi, Titi Wati Sudah Bisa Telentang dan Duduk

20 Januari 2019 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Titi Wati pascaoperasi di RS Doris Sylvanus. (Foto: Kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Titi Wati pascaoperasi di RS Doris Sylvanus. (Foto: Kumparan )
ADVERTISEMENT
Kondisi Titi Wati (37) perempuan dengan berat tubuh 220 kilogram, kian membaik pascaoperasi bariatrik. Titi menjalani operasi bariatrik atau saluran pencernaan pada Selasa (15/1).
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah sudah membaik," ujar Titi, di Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangka Raya, Minggu (20/1). "Karena saya bisa kumpul dengan keluarga lagi dan bapak saya yang kondisinya kurang sehat."
Titi juga mengatakan pascaoperasi, dia bisa bergerak leluasa. Berbeda seperti sebelumnya yang hanya bisa tengkurap dan sama sekali tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya.
"Saya masih adaptasi. Jika telentang dan duduk terlalu lama, nafas sedikit sesang," ujar Titi. "Jadi durasi duduk dan telentang paling lama 30 menit."
Titi sedianya sudah dibolehkan pulang kembali ke rumahnya di Jalan George Obos, Palangka Raya pascaoperasi. Namun dokter di RS Doris Sylvanus belum memberi tahu jadwal kepulangan Titi hingga saat ini.
Titi Wati, wanita tergemuk di Kalimantan Tengah. (Foto: Dok. Adi Wibowo)
zoom-in-whitePerbesar
Titi Wati, wanita tergemuk di Kalimantan Tengah. (Foto: Dok. Adi Wibowo)
Dokter spesialis bedah RS Doris Sylvanus, Raymond, mengatakan Titi saat ini masih dilarang memakan makanan keras, seperti nasi. "Karena pasien ini baru saja menjalani operasi bariatrik, jadi belum boleh mengkonsumsi makanan berat dulu," ujar Raymond.
ADVERTISEMENT
Kisah Titi Wati menjadi sorotan publik sebulan ini. Musababnya, perempuan asal kota Palangka Raya itu memiliki berat badan di luar batas. Sebelumnya Titi dikabarkan memiliki bobot 350 kilogram, namun setelah ditimbang di rumah sakit, berat pastinya hanya 220 kilogram.
Gede Eka Rusdi Antara, salah satu dokter yang ikut menanggani operasi Titi di RS Doris Sylvanus Palangkaraya, mengatakan tim medis melakukan pemotongan lambung hingga 70 persen untuk mempersempit bagian dari organ pencernaan Titi.
Pemotongan lambung ini diperlukan agar daya tampung makan Titi bisa berkurang. Pascaoperasi pengawasan terhadap seluruh organ tubuhnya terus dipantau secara berkala.