Ilustrasi infus

Pasien Corona di Tangsel Harus Talangi Obat Infus Sehari Rp 63 Juta

20 September 2020 11:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Loki -bukan nama sebenarnya- harus menerima kenyataan pahit terinfeksi virus corona. Ia kemudian dirawat di sebuah rumah sakit rujukan COVID-19 di Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
Saat masuk ke rumah sakit pada 29 Agustus, sang anak sudah diberi tahu bahwa semua biaya rumah sakit ditanggung pemerintah. Namun, sistemnya, pasien harus membayar dulu ke rumah sakit baru kemudian mengurus reimburse.
Sang anak tentu mengiyakan saja, tanpa mengecek dan bertanya lebih banyak soal detail biaya. Katanya, yang terpenting orang tua dia dirawat dan diobati terlebih dahulu.
Namun saat tagihan keluar pada 18 September, sang anak pun kaget. Ia harus menalangi pembiayaan perawatan sebanyak Rp 584 juta. Jumlah uang yang sangat fantastis.
Biaya itu termasuk kamar, ruang ICU, dokter, obat, dan kepentingan medis lainnya. Di antara semua itu, yang paling mahal ternyata obat.
Dalam dokumen yang didapat kumparan, Minggu (20/9), untuk obat saja biayanya mencapai Rp 401.741.630. Setiap harinya, Loki harus meminum 20 sampai 25 jenis obat, baik diminum atau melalui infus.
ADVERTISEMENT
Yang mengejutkan, ada satu jenis obat yang harganya fantastis. Dia adalah GAMARAS. Obat itu diberikan ke Loki saat ia kritis.
Menurut informasi sang anak, obat itu diberikan melalui infus. Sehari harus habis 13 botol .
Harga totalnya sehari tercatat Rp 63.794.120. Jadi total untuk obat itu saja, Loki harus merogoh lebih dari Rp 300 juta.
Sang anak pun diberi tahu dokter sebelum ada tindakan apa pun. Termasuk dalam pemberian obat.
Secara singkat, GAMARAS bisa juga disebut intravenous Immunoglobulin atau (IVig). Obat ini memang biasa diberikan untuk pasien dalam kondisi kritis.
Ilustrasi infus. Foto: Pixabay
Terapi menggunakan GAMARAS adalah dengan memasukkan immunoglobulin yang didapat dari puluhan ribu pendonor darah yang sudah diskrining. Terapi ini memang bisa menolong pasien kritis, tetapi dalam sejumlah jurnal menyebut kisaran efek waktunya hanya mingguan atau bulanan.
ADVERTISEMENT
Anak Loki menyebut bahwa kondisi ayahnya memang membaik setelah 5 hari diberikan GAMARAS. Loki pun sempat dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Namun itu hanya berlangsung sehari. Keesokannya Loki harus dibawa lagi ke ICU karena ada perburukan.
Kabar terbaru, per hari ini kondisi Loki relatif lebih stabil meski masih di ruang ICU.
Sebelumnya, eks juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 saat itu, Achmad Yurianto, memberikan kabar baik ke seluruh pasien corona. Ia menyebut, seluruh biaya perawatan di rumah sakit ditanggung pemerintah.
"Yang terpenting Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah dengan skema yang telah ditentukan menanggung biaya perawatan seluruh pasien COVID-19," kata Yuri dalam keterangannya di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten