Pasien Kecanduan Judol di RSCM Naik 2 Kali Lipat di 2024: Ada Kerusakan Otak

15 November 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PM Muhaimin Iskandar dan Kepala divisi psikiatri RSCM sekaligus psikiater dan peneliti Dr. Kritiana Siste usai menengok pasien korban judi online di RSCM, Jakarta  pada Jumat (15/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PM Muhaimin Iskandar dan Kepala divisi psikiatri RSCM sekaligus psikiater dan peneliti Dr. Kritiana Siste usai menengok pasien korban judi online di RSCM, Jakarta pada Jumat (15/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) meningkat di tahun 2024. Hal ini dijelaskan oleh kepala departemen psikiatri RSCM Dr. Kristiana Siste.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pasien rawat jalan naik 2 kali lipat dari tahun 2023. Sedangkan, pasien rawat inap naik 3 kali lipat.
“Jadi untuk rawat jalan sendiri ada peningkatan 2 kali lipat dibandingkan 2023, dan rawat inap itu ada peningkatan 3 kali lipat dibandingkan dengan 2023,” ucapnya, Jumat (15/11).
Jumlahnya sendiri, menurut Siste, ada 126 pasien rawat jalan dan 46 pasien rawat inap.
“Saat ini dari Januari sampai Oktober 2024, ada sekitar 126 pasien dengan judi online yang dirawat jalan. Jadi berobat jalan ya, 126 pasien,” tuturnya.
“Tapi untuk yang dirawat inap dari Januari sampai Oktober 2024, itu ada sekitar 46 [orang],” sambungnya.
Ilustrasi judi online. Foto: Marko Aliaksandr/Shutterstock
Siste menjelaskan, perawatan yang mereka dapatkan harus komprehensif. Mereka yang dirawat diberi obat karena ada kerusakan otak. Obat itu untuk mengurangi keinginan mereka berjudi.
ADVERTISEMENT
“Jadi karena ada kerusakan otak juga, sehingga tata laksananya itu juga melibatkan obat-obatan untuk mengurangi keinginan bermain judi,” ucapnya.
Mereka juga diberi terapi kognitif perilaku karena keinginan bermain judol adalah pikiran yang salah.
“Lalu karena ada pikiran yang salah, dia seperti tidak terkontrol untuk bermain judi, ada psikoterapi yang namanya terapi kognitif perilaku,” jelasnya.
Suasana di RSCM, Jakarta pada Jumat (15/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Para pecandu judol, menurut Siste, mengalami kerusakan otak bagian depan. Untuk menyembuhkannya, pasien diberi transmagnetic stimulation.
“Dan juga karena ada kerusakan otak bagian depan, sehingga tidak bisa mengendalikan perilaku, maka ada modalitas terapi terkini namanya transmagnetic stimulation,” terangnya.
Mereka diberikan gelombang elektromagnetik agar otaknya mampu menyetop keinginan bermain judi.
“Jadi dialirkan gelombang elektromagnetik yang bisa mengaktifkan stop system di otak bagian depan, sehingga orang tersebut bisa mengendalikan perilakunya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT