Pasien Positif Corona di Jakarta Paling Banyak dari Usia Produktif

28 Maret 2020 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi lalu lintas sekitar Bundaran HI Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Situasi lalu lintas sekitar Bundaran HI Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta kini menjadi episentrum persebaran corona di Indonesia. Dari 1.046 kasus positif corona di Tanah Air, lebih dari setengahnya berasal dari DKI.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data per 27 Maret 2020, pasien corona di DKI mencapai 566 orang. Angka ini diprediksi akan terus bertambah setiap harinya.
Pemprov DKI tak merinci seperti apa demografi pasien positif corona tersebut. Laman muka corona.jakarta.go.id justru diisi rincian data Orang dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pemantauan (PDP).
Foto aerial suasana jalanan di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Meski demikian, ada satu bundel dokumen di laman peta persebaran kasus. Dokumen itu berisi demografi usia dan jenis kelamin pasien positif di DKI.
Letak dokumen itu memang sedikit tersembunyi, tetapi kita tetap dapat mengunduhnya.
Satu bundel dokumen itu berisi data mentah. Oleh sebab itu, kami mengolah dan mengklasifikasinya kembali di microsoft excel. Tujuannya melihat bagaimana corona mnginfeksi korban korban berdasarkan usianya.
ADVERTISEMENT
Tentu ada sejumlah fakta menarik yang kami temukan. Begini elaborasinya:
Sebaran Usia
Usia 55-59 tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak terinfeksi corona. Ada 67 orang di DKI yang positif corona di usia tersebut.
Petugas dari Palang Merah Indonesia melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan perbelanjaan di Jakarta, Selasa (17/3/2020). Foto: Reuters/Willy Kurniawan
Kelompok usia yang kami gunakan di sini mengacu pada formula yang biasa digunakan Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS biasa mengklasifikasikan kelompok usia 15-64 tahun sebagai usia produktif. Kemudian mereka yang di atas 65 tahun diklasifikasikan sebagai usia yang tak lagi produktif.
Berdasarkan kriteria itu, pasien positif corona di DKI paling banyak berada di usia produktif.
Data menunjukkan ada 431 orang berusia 15-64 tahun yang terinfeksi corona. Jumlah ini empat kali lebih banyak dari pasien berusia di atas 65 tahun, yaitu 92 orang.
Infografik Indonesia Darurat Corona. Foto: Kiagoos Aulianshah/kumparan
Hal lain yang perlu dicatat adalah, ada 9 orang (usia belum produktif) yang juga dinyatakan positif corona. Di antaranya adalah empat balita yang mesti dirawat karena virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Median Pasien Positif
Dalam matematika, ada istilah yang dikenal sebagai median. Istilah ini merujuk pada nilai tengah sebuah data yang telah diurutkan.
Di bidang demografi kependudukan, median digunakan untuk melihat distribusi usia. Tepatnya melihat apakah penduduk di sebuah wilayah itu tergolong tua atau muda.
Visual story Jejak Pertama Corona di Indonesia. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Di tingkat global maupun Indonesia, penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
Dalam hitung-hitungan yang kami lakukan, median dari seluruh pasien positif corona di DKI ada di angka 50. Artinya, pasien positif corona di Ibu Kota tergolong tua.
Sebagai perbandingan, median pasien positif corona di Italia ada di angka 63. Data tersebut merujuk pada laporan berjudul “Characteristics of COVID-19 patients dying in Italy”. Laporan setebal lima halaman itu dirilis Istituto Superiore di Sanità, Italia, 20 Maret 2020.
Penjual koran dan majalah di Italia yang masih buka di tegah ancaman virus corona. Foto: REUTERS/Manuel Silvestri
Laporan itu juga berisi paparan median warga Italia yang meninggal karena corona. Disebutkan bahwa median usianya ada di angka 80.
ADVERTISEMENT
Ini semakin mempertebal keyakinan bahwa manula lebih rentan meninggal karena corona.
Jenis Kelamin
Dari segi jenis kelamin, corona di DKI paling banyak menyerang laki-laki. Jumlahnya mencapai 328 pasien.
Sementara itu, jumlah pasien perempuan mencapai 232 orang. Ada enam pasien lainnya jenis kelaminnya tidak disebutkan di dokumen.
Menurut WHO, laki-laki memang lebih rentan terpapar corona. Berdasarkan data corona di Eropa per 9-15 Maret 2020, misalnya, 57 persen pasien positif corona adalah laki-laki.
Sementara itu, 72 persen pasien yang meninggal di Eropa juga merupakan laki-laki.
Sejumlah ilmuwan pun telah menganalisis fenomena ini. Sabra Klein, ilmuwan Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, AS, misalnya, menuturkan bahwa perempuan memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik.
Warga pakai masker beraktivitas di Kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Klein, hormon estrogen perempuan berperan dalam imunitas. Ini sama halnya dengan kromosom X yang mengandung gen kekebalan.
ADVERTISEMENT
Secara biologis. perempuan memiliki dua kromosom X, sedangkan laki-laki hanya satu. Belum lagi secara statistik, kata dia, laki-laki lebih banyak merokok ketimbang perempuan.
"Menjadi laki-laki tak ubahnya seperti telah memasuki usia tua. Ada faktor risiko lebih tinggi terpapar virus corona ” kata Sabra Klein dilansir New York Times, Jumat (20/3)
=====
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!