Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pastikan Tak Ada Kecurangan, Amien Rais Minta Audit Forensik IT KPU
1 Maret 2019 20:09 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais ikut bergabung dengan massa Forum Umat Islam (FUI) menggelar aksi di depan kantor KPU, mendesak Pemilu jujur dan adil.
ADVERTISEMENT
Amien Rais bersama perwakilan dari sejumlah massa FUI dan ormas Islam lainnya masuk ke gedung KPU untuk menyampaikan sejumlah tuntutan. Mereka diterima oleh Sekjen KPU Arief Rahman Hakim.
Namun, belum sampai bertemu dengan komisioner KPU, Amien Rais memilih meninggalkan KPU. Alasannya, tidak ada ketua maupun komisioner KPU saat itu.
Amien sempat menitipkan tuntutannya itu ke Arief Rahman Hakim. Tuntutannya yaitu meminta KPU untuk mengaudit forensik IT KPU. Hal ini dilakukan, kata Amien untuk mencegah kecurangan di KPU.
"Kita akan meminta audit forensik IT. Terakhir kalau enggak mau kan ada niat curang. Jadi saya belum bisa mengatakan ada curang atau tidak, kalaupun ada gejala-gejala itu kelewatan terkenal terang benderang jadi kita mesti ada baik sangka," ujar Amien Rais saat keluar dari ruangan audiensi di kantor KPU, Jumat (1/3).
ADVERTISEMENT
Tak lama berselang setelah Amien Rais meninggalkan KPU, salah satu komisioner KPU Wahyu Setiawan menemui perwakilan massa demo. Sekjen KPU Arief Rahman Hakim menyampaikan tuntutan yang dikemukakan oleh Amien Rais itu ke Wahyu.
"Pak Wahyu tadi sebelumnya ada Prof Amien Rais di sini, beliau juga menyampaikan satu pesan akan meminta KPU melakukan audit forensik IT. Nanti pada awal April perwakilan akan hadir meminta hasil audit forensik IT, dan kalau hasilnya nanti tidak clear maka akan mundur pasangan calon 02," kata Arief ke Wahyu Setiawan.
Wahyu menjelaskan, KPU akan merespons hal ini dengan melakukan audit forensik. Namun, Wahyu menjelaskan bahwa hasil akhir pemilu tidak dihitung dengan teknologi, namun dengan manual hitungan per kertas surat suara.
ADVERTISEMENT
"Kami akan tetap merespons audit forensik itu. Perlu kami sampaikan bahwa hasil akhir pemilu tidak dilaksanakan berdasarkan IT. Jadi berdasarkan kertas yang secara berjenjang mulai dari TPS," kata Wahyu.