Pasukan Elite TNI AU Diterjunkan Bantu Cari Pesawat Smart Air yang Jatuh

9 Maret 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah pesawat kargo milik maskapai penerbangan Smart Air dilaporkan hilang kontak pagi ini setelah lepas landas dari bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat pada pukul 08.25 Wita tujuan Binuang, Krayan, Nunukan pada pukul 09. Foto: Istimewa/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah pesawat kargo milik maskapai penerbangan Smart Air dilaporkan hilang kontak pagi ini setelah lepas landas dari bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat pada pukul 08.25 Wita tujuan Binuang, Krayan, Nunukan pada pukul 09. Foto: Istimewa/ANTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pencarian pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak dan jatuh saat terbang dari Tarakan ke Binuang Kalimantan Utara, Jumat (9/3). Tim gabungan dan pasukan khusus TNI AU juga diturunkan.
ADVERTISEMENT
TNI AU menurunkan pasukan khusus guna membantu Tim SAR yang sudah mendapatkan lokasi koordinat dari pancaran ELT.
“Saat ini dalam proses pencarian di lokasi koordinat dari pancaran ELT yang diterima tim SAR,” ujar jubir Kemenhub, Adita Irawati, di Stasiun Kejaksaan Cirebon, Sabtu (9/3).
Selain itu, TNI AU juga menurunkan menurunkan pesawat Boeing intai B737 200 dari skadron 5 Makassar. Juga heli Caracal yang membawa Pasukan Khas TNI AU yang membantu SAR, serta heli bell 412 TNI AD.
Sinyal ELT yang sudah ditangkap yakni: LUT Singapura 3° 44' 10.00" N 115° 50' 53.58" E dan LUT Australia 3° 44' 9.10" N 115° 55' 45.36" E.
Selain TNI AU, pasukan TNI AD juga bergerak. Mereka menggunakan Heli Bell 412 milik TNI AD yang saat ini posisi sudah di Bandara Malinau.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada kendala sejauh ini dalam proses pencarian. Cuaca Bandara Binuang berdasarkan laporan BMKG terpantau baik dengan visibility kurang lebih empat kilometer,” katanya.
Pesawat yang membawa muatan kargo seberat 583 kilogram itu diawaki oleh satu orang pilot, Kapten M Yusuf, serta satu orang ahli permesinan (EOB) Deni S.