Pasukan Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza dengan Drone dan Tank

28 November 2024 12:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peralatan medis berserakan di luar Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara. Foto: Mohammad AHMAD / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Peralatan medis berserakan di luar Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara. Foto: Mohammad AHMAD / AFP
ADVERTISEMENT
Pasukan Israel mengepung dan menembaki Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza bagian utara dengan drone dan tank.
ADVERTISEMENT
Informasi ini disampaikan MER-C, LSM Indonesia yang secara reguler mengirimkan relawan medis ke Gaza, pada Kamis (28/11).
"Mereka [pasukan Israel] menembaki jendela Rumah Sakit Indonesia, quadcopter menembaki atap rumah sakit, tong air ditembaki, dan sebagainya. Ada masalah listrik. Listrik padam sepanjang hari, dan baru setengah jam yang lalu teknisi memperbaikinya!” ungkap staf lokal Rumah Sakit Indonesia pada 27 November 2024.
Hal senada juga dilaporkan Al Araby TV. Koresponden media ini mengatakan, tentara pendudukan Israel meledakkan robot-robot berisi bom di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan Bundaran Sheikh Zayed di Jalur Gaza Utara.

RS Indonesia Diblokade

Suasana rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia di Jalur Gaza utara pada 13 Januari 2016 setelah diresmikan Wapres Jusuf Kalla. Foto: Mohammed Abed / AFP
Pada 26 November lalu, MER-C yang berkantor pusat di Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, ini juga mengeluarkan siaran pers. Isinya, mendesak Israel membuka blokade bantuan medis dan logistik di Gaza Utara.
ADVERTISEMENT
"Sejak dikeluarkannya perintah evakuasi paksa terakhir oleh Israel pada awal Oktober 2024, seluruh relawan MER-C telah meninggalkan RS Indonesia dan seluruh wilayah Gaza Utara, kemudian menuju posko MER-C di Deir al-Balah, Gaza Tengah," kata MER-C.
"Hingga saat ini, pengepungan dan penyerangan di Gaza Utara masih terus berlangsung, menyasar kamp pengungsian dan RS Kamal Adwan yang hingga kini masih beroperasi. Sementara itu, RS Indonesia telah diblokade dengan beberapa pos pemeriksaan yang dipasang di sekitar RS," lanjutnya.
MER-C mengungkapkan, warga Palestina yang terluka dan sakit tidak dapat memperoleh pertolongan medis yang layak karena rumah sakit telah rusak, dan kehabisan bahan bakar, sumber oksigen, dan listrik, juga pasokan obat-obatan telah terhenti, semua itu akibat blokade dan serangan oleh pendudukan.
ADVERTISEMENT
"Warga yang mengungsi, harus berjuang di tengah kondisi kelaparan, dan risiko penyakit menular akibat kerusakan melalui penyediaan air bersih, sistem pembuangan limbah, dan musim dingin," kata mereka.
Tim MER-C Tiba di Gaza Utara, Live Report Kondisi dan Situasi Terkini dari RS Indonesia. Jakarta, Senin (12/8/2024). Foto: YouTube/ MER-C Indonesia
MER-C juga mengatakan, para tenaga medis kesehatan setempat, dengan panggilan kemanusiaan dan rasa tanggung jawab profesional mereka, terus memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan. Hal ini telah dilakukan meskipun banyak rekan kerja mereka yang menjadi korban serangan, martir, terluka, atau penahanan sewenang-wenang.
"MER-C Indonesia terus berupaya mengirimkan relawan medis dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Saat ini, tujuh relawan — 5 di antaranya adalah tim medis, masih bekerja di dua rumah sakit, yaitu RS Al Shifa dan RS Bantuan Publik," paparnya.
"Tim EMT ke-6 dari MER-C telah berulang kali mengajukan izin melalui WHO untuk memasuki wilayah Gaza Utara yang terkepung. Namun hingga saat ini, penjajah belum memberikan izin bagi tim medis internasional untuk membantu pelayanan di RS Indonesia dan RS Kamal Adwan," beber MER-C.
Tim MER-C Tiba di Gaza Utara, Live Report Kondisi dan Situasi Terkini dari RS Indonesia. Jakarta, Senin (12/8/2024). Foto: YouTube/ MER-C Indonesia
Melihat situasi di lapangan, khususnya di Gaza Utara yang terus memburuk, MER-C Indonesia mendesak penjajah Israel untuk:
ADVERTISEMENT
1. Membuka blokade bagi Tim Medis Internasional untuk dapat masuk dan bekerja di Gaza Utara, khususnya RS Indonesia dan RS Kamal Adwan.
2. Membuka blokade bagi bantuan logistik kemanusiaan dan agar mereka dapat masuk ke Gaza Utara;
3. Menghentikan semua operasi militer terhadap fasilitas dan staf kesehatan, serta membebaskan mereka yang telah ditahan.
4. Hentikan serangan militer terhadap petugas kesehatan yang sedang bertugas, dan bebaskan petugas medis yang ditahan.
"Masyarakat internasional harus terus menekan untuk menghentikan pembantaian, membuka blokade Gaza Utara oleh pendudukan, dan mencegah pembunuhan massal warga sipil," kata MER-C.