Patklin Kaget Jokowi Mau Turunkan Harga PCR Rp 300 Ribu: Banyak Lab 'Kolaps'

27 Oktober 2021 10:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir seorang warga saat tes usap RT PCR COVID-19 massal di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/1).  Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir seorang warga saat tes usap RT PCR COVID-19 massal di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/1). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Permintaan Presiden Jokowi untuk menurunkan harga tes PCR menjadi Rp 300 ribu mendapat kritikan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn).
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDS PatKLIn Prof Aryati menilai, penurunan harga ini dapat merugikan laboratorium atau penyedia jasa tes PCR. Sebab, penurunan harga sebelumnya juga telah menyebabkan banyak kerugian.
Sebelumnya, harga tes PCR dikenakan biaya sebesar Rp 900 ribu. Kemudian diturunkan menjadi Rp 495 ribu-525 ribu pada Agustus lalu. Akan tetapi, harga tersebut disebut tak menutupi biaya pemeriksaan sesungguhnya, terutama dengan sistem tertutup yang punya kelebihan pengerjaan secara otomatisasi dan juga hasil yang keluar lebih cepat.
"Tentang kualitas, memang sekarang saja pemeriksaan closed system itu lebih mahal, tidak bisa masuk ke plafon Rp 495 ribu apalagi Rp 300 ribu. Yang lalu saja sudah banyak yang 'kolaps' yang biasa pakai closed system akhirnya enggak bisa," ucap Aryati kepada kumparan, Rabu (27/10).
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pemeriksaan dengan sistem terbuka, Aryati juga menyebutkan tak bisa sembarang menurunkan harga. Sebab, sistem tersebut melibatkan pemeriksaan secara manual yang harus didukung dengan laboratorium berkeamanan tinggi (Bio Safety Lab Level 2). Biaya lab tersebut tentu tidak murah.
"Kami enggak bisa melakukan pemeriksaan yang meminimalkan tenaga manusia, penggunaan lab yang minim, sedangkan dengan open system diperhitungkan juga lab yang terjaga safety-nya, BSL level 2 yang terjaga keamanannya," kata Aryati.
Aryati meminta agar penurunan harga PCR ini jangan sampai mengurangi tingkat keamanannya. Perhitungan harus benar-benar dipastikan mencakupi biaya mulai dari SDM, pemrosesan, sampai ke pembuangan limbah.
"Tentu kita enggak boleh korbankan safety-nya, termasuk petugasnya. Itu harus diperhitungkan sampai ke pengelolaan limbahnya. Jadi jangan sampai harga murah, SDM dikurangi jumlahnya. Kemudian reagennya dikurangi, akhirnya jadi pusing juga untuk kualitasnya," pungkas Aryati.
ADVERTISEMENT
Saat ini Kementerian Kesehatan beserta lembaga terkait tengah mengkaji penurunan harga tes PCR tersebut. Apabila keputusan sudah diperoleh, maka akan segera diumumkan.
----------------------------------------------------------------------------------
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.