Paus Fransiskus: Homoseksual Bukan Kejahatan, tapi Berdosa

25 Januari 2023 15:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus berhenti sejenak saat wawancara dengan The Associated Press di Vatikan, Selasa (24/1/2023). Foto: Domenico Stinellis/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus berhenti sejenak saat wawancara dengan The Associated Press di Vatikan, Selasa (24/1/2023). Foto: Domenico Stinellis/AP Photo
ADVERTISEMENT
Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus melontarkan kritik terhadap negara yang memberlakukan undang-undang kriminalisasi terhadap kelompok homoseksual. Ia menyebut tindakan itu tak adil.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Paus disampaikan saat wawancara dengan kantor berita Associated Press pada Selasa (25/1). Ia mendorong agar Gereja dengan tangan terbuka bisa menerima kelompok mana saja termasuk kaum LGBT.
"Menjadi homoseksual bukan kejahatan. Iya bukan kriminal, tapi itu berdosa. Tapi kita harus memisahkan antara dosa dan kejahatan," kata Paus.
Paus Fransiskus berhenti sejenak saat wawancara dengan The Associated Press di Vatikan, Selasa (24/1/2023). Foto: Domenico Stinellis/AP Photo
"Dosa juga ketika kita tidak beramal satu sama lain," sambung dia.
Paus mengakui uskup Katolik di beberapa negara dunia mendukung UU kriminalisasi terhadap homoseksual atau diskriminasi terhadap komunitas LGBT.
Sebanyak 67 negara di seluruh dunia melarang hubungan sesama jenis. Sebelas di antaranya bahkan menjatuhkan hukuman mati bagi pelaku hubungan seks sejenis.
Di Amerika Serikat, puluhan negara bagian masih memberlakukan UU antisodomi. Kebijakan ini berlaku meski Mahkamah Agung pada 2003 menyatakan UU semacam itu inkonstitusional.
Paus Fransiskus berhenti sejenak saat wawancara dengan The Associated Press di Vatikan, Selasa (24/1/2023). Foto: Domenico Stinellis/AP Photo
Menurut Paus, uskup-uskup tersebut semestinya mengubah sikap. Paus meminta mereka menunjukkan sikap kelemahlembutan seperti yang diajarkan Tuhan.
ADVERTISEMENT
"Undang-undang semacam itu tidak adil. Gereja Katolik bisa dan harus bekerja untuk mengakhiri semua ini. Ini harus dilakukan," kata Fransiskus.
"Kita adalah anak Tuhan dan Tuhan mencintai kita apa adanya dan untuk kekuatan yang mengajarkan kita berjuang untuk martabat kita," sambung dia.
Sikap Paus Fransiskus merangkul kaum gay begitu tersohor ketika mendeklarasikan suatu kalimat "who am I to judge" pada 2013 lalu. Kalimat itu dilontarkan saat ditanya soal adanya pendeta yang diduga menyukai sesama jenis.
Sebelum menjadi Paus, tepatnya ketika menjabat Uskup Agung Buenos Aires, Fransiskus dikenal atas pelayanannya terhadap komunitas gay dan transgender.
Ia bahkan memberikan bantuan perlindungan hukum terhadap pasangan sesama jenis. Tindakan itu dilakukannya sebagai alternatif dibanding mendukung pernikahan sejenis yang dilarang doktrin Katolik.
ADVERTISEMENT