Paus Fransiskus ke Belgia, Temui Korban Pedofilia dan Pelecehan Pastor

24 September 2024 15:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus memimpin Misa Agung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Dita Alangkara/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus memimpin Misa Agung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Dita Alangkara/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus akan melawat Belgia dan Luksemburg pada Kamis (26/9) mendatang. Di Belgia, Paus akan menemui korban pelecehan seksual oleh para pastor dan imam Katolik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada awal September ini Paus melakukan lawatan selama 12 hari ke Asia-Pasifik termasuk ke Indonesia. Usai lawatan itu, Paus Fransiskus beristirahat karena terserang flu ringan.
Karena flu ringan, otoritas Vatikan memutuskan membatalkan sejumlah agenda Paus Fransiskus. Mereka menyebut, Paus memerlukan istirahat sebelum melanjutkan lawatan ke Belgia dan Luksemburg.
Inti dari perjalanan ke-46 Paus ke luar negeri, menurut otoritas Vatikan, adalah membahas masalah pelecehan seksual dan pedofilia di Belgia. Kasus ini sempat ditutupi selama beberapa dekade.
Akhirnya kasus ini terungkap setelah pengakuan seorang eks uskup yang mendorong ribuan korban buka suara.
Menurut organisasi waligereja Belgia, yang mengatur perjalanan Paus, selama lawatannya di sana pemimpin Gereja Katolik itu akan menemui 15 korban. Organisasi itu mengakui sempat adanya upaya menutupi kasus pelecehan itu.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang perlu berbicara dan pertemuan dengan Paus Fransiskus adalah langkah simbolis penting," kata Terlinden.
Lawatan terakhir Paus ke Belgia terjadi pada 1995 oleh Paus Yohanes Paulus II. Selain menemui korban pelecehan, Paus akan memimpin misa yang rencananya dihadiri 35 ribu orang.
Sensus di Belgia menunjukkan 65 persen warga setempat adalah pemeluk Kristen. 58 persen di antaranya ialah Katolik.
Selama beberapa dekade, angka pemeluk Kristen di Belgia menurut perhitungan sejumlah lembaga, terus menurun. Tren tersebut turut terjadi di seluruh Eropa.