Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Paus Fransiskus Kritik Gereja Ortodoks Rusia: Tuhan Tidak Dukung Perang
14 September 2022 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus melayangkan kritik implisit terhadap Gereja Ortodoks Rusia (ROC) pada Rabu (14/9).
ADVERTISEMENT
Dia mengeluarkan pernyataan keras tersebut dalam pertemuan antaragama di Kazakhstan. Paus Fransiskus berpidato di Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional ke-7.
Agenda tersebut menyatukan umat dari berbagai agama di seluruh dunia, termasuk Kristen, Yahudi, Islam, Buddha, dan Hindu. Uskup Agung ROC, Kirill, seharusnya hadir dalam konferensi itu.
Tetapi, dia memutuskan untuk menarik diri dari acara yang digelar pada 14-15 September. Alhasil, ROC mengirimkan tim delegasi yang dipimpin oleh Metropolitan Anthony. Kendati demikian, Paus Fransiskus tidak mengurungkan niatnya untuk mengkritik Kirill.
"Tuhan adalah damai. Dia membimbing kita selalu di jalan damai, tidak pernah di jalan perang," jelas Paus Fransiskus, dikutip dari Reuters, Rabu (14/9).
"Maka, marilah kita berkomitmen pada diri kita sendiri, untuk lebih menekankan perlunya menyelesaikan konflik bukan dengan kekuatan, dengan senjata dan ancaman, tetapi dengan satu-satunya cara yang diberkati oleh surga dan layak bagi manusia: pertemuan, dialog, dan negosiasi yang sabar," imbuh dia.
Dalam pertemuan sehari sebelumnya, Paus Fransiskus juga memberikan seruan kepada Rusia. Paus berusia 85 tahun itu mendesak agar Rusia segera menghentikan perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus menggambarkan agresi tersebut sebagai tindakan tragis yang tak masuk akal. Sementara itu, Kirill justru membela 'operasi militer' yang diluncurkan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Kirill merupakan sekutu dekat Putin. Dengan demikian, dia memberikan dukungan penuh antusias atas invasi Rusia ke Ukraina. Kirill memandang tindakan Putin sebagai perlawanan terhadap 'musuh eksternal maupun internal' Rusia.
Sikap tersebut menyebabkan keretakan pada hubungan ROC dengan Vatikan. Sebagai konsekuensinya, sejumlah Gereja Ortodoks lokal bahkan memutuskan hubungan dengan ROC.
"Yang suci tidak boleh menjadi penyangga untuk kekuasaan, dan kekuasaan tidak boleh menjadi penyangga bagi yang suci!" seru Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus berharap dapat menemui Kirill di Kazakhstan untuk membicarakan konflik Ukraina. Namun, dia hanya dapat mengadakan pembicaraan dengan Metropolitan Anthony.
ADVERTISEMENT
Metropolitan Anthony mengatakan, pertemuan itu berlangsung ramah. Tetapi, dia menyayangkan pernyataan Paus Fransiskus tentang Kirill. Paus Fransiskus sempat menyebut Kirill sebagai 'Putra Altar' Putin lantaran mendukung perang di Ukraina.
"[Pernyataannya] tidak membantu persatuan umat Kristen," tutur Metropolitan Anthony.
Metropolitan Anthony menambahkan, Paus Fransiskus telah meminta pertemuan kedua dengan Kirill. Pemimpin umat Katolik tersebut sebelumnya menemui Kirill di Kuba pada 2016.
"Mari kita bebaskan diri kita dari gagasan-gagasan reduktif dan destruktif yang menghina nama Tuhan dengan kekerasan, ekstremisme, dan bentuk-bentuk fundamentalisme—dan mencemarkannya melalui kebencian, fanatisme, dan terorisme, juga merusak citra manusia," tegas Paus Fransiskus.