Paus Fransiskus Minta Umat Kristen Berhemat saat Natal demi Bantu Korban Perang

14 Desember 2022 18:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus melambai dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus setelah menyampaikan pesan "Urbi et Orbi" saat perayaan Paskah di Vatikan pada Minggu (17/4/2022).
 Foto: Yara Nardi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus melambai dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus setelah menyampaikan pesan "Urbi et Orbi" saat perayaan Paskah di Vatikan pada Minggu (17/4/2022). Foto: Yara Nardi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus meminta umat mengurangi pengeluaran selama perayaan Natal agar dapat menyumbang uang ini untuk masyarakat yang menderita akibat perang di Ukraina pada Rabu (14/12).
ADVERTISEMENT
"Senang merayakan Natal. Tetapi mari kita kurangi sedikit pengeluaran Natal," ungkap Paus Fransiskus saat audiensi umum di Vatikan, dikutip dari AFP, Rabu (14/12).
"Mari rayakan Natal yang lebih rendah hati, dengan hadiah yang lebih rendah hati. Mari kirimkan apa yang kita simpan kepada rakyat Ukraina yang membutuhkannya," lanjut dia.
Paus Fransiskus memberikan seruan semacam ini pada hampir setiap acara publik sejak Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari.
Ilustrasi Natal. Foto: Shutter Stock
Selama audiensi mingguannya kali ini, Paus Fransiskus kembali membuat permohonan tersebut secara spontan.
Paus berusia 85 tahun itu menyoroti masalah khusus dalam beberapa bulan mendatang. Dia memprihatinkan keadaan warga yang harus melewati kelaparan dan kedinginan selama musim dingin.
"Ada begitu banyak penderitaan di Ukraina, sangat banyak," ujar Paus Fransiskus, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Mereka sangat menderita, kelaparan, kedinginan dan banyak yang sekarat karena tidak tersedia cukup dokter dan perawat," lanjutnya.
Pemadaman listrik di pusat kota Odessa pada 5 Desember 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Foto: Oleksandr Gimanov/AFP
Paus Fransiskus berbicara ketika jutaan warga sipil tengah mengadang konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Hampir sepuluh bulan sejak awal perang, kesulitan mereka berlipat ganda.
Warga sekarang harus mengarungi pemadaman listrik, air, dan panas akibat serangan Rusia terhadap infrastruktur Ukraina.
Kepala perusahaan listrik YASNO, Sergey Kovalenko, mengabarkan bahwa perbaikan jaringan listrik masih berlanjut. Tetapi, Kiev kini hanya memiliki dua pertiga dari daya yang dibutuhkan.
Sebagian kerusakan akibat gempuran bahkan akan berkelanjutan.
Petugas memperbaiki saluran listrik yang terputus di kota Kupiansk, wilayah Kharkiv, Ukraina pada Kamis (3/11/2022). Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut kerusakan lingkungan akan memengaruhi jutaan orang selama beberapa tahun mendatang. Menurut Zelensky, serangan Rusia telah mencemari lautan dan tiga juta hektare hutan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu melewati musim dingin, Barat lantas menjanjikan tambahan dana EUR 1 miliar (Rp 16,6 triliun) pada Selasa (13/12).
Sebelumnya, Zelensky menyebut Ukraina membutuhkan bantuan jangka pendek sebesar EUR 800 juta (Rp 13,2 triliun).
"Tentu saja jumlahnya sangat tinggi, tetapi biayanya lebih kecil daripada biaya potensi pemadaman," ungkap Zelensky.