Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Paus Fransiskus Temui Pemimpin Syiah Ayatollah Ali Sistani di Kota Suci Najaf
6 Maret 2021 14:46 WIB

ADVERTISEMENT
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus akhirnya bertemu dengan ulama terkemuka Syiah Ayatollah Ali Sistani.
ADVERTISEMENT
Kedua pemimpin senior itu bertemu di Najaf, Irak, pada Sabtu (6/3/2021). Najaf merupakan kota suci bagi pemeluk Syiah.
Saat mendarat di bandara Najaf, rombongan Vatikan disambut oleh berbagai spanduk selamat datang. Salah satunya bertuliskan pepatah kerabat Nabi Muhammad, Ali, yang dimakamkan di Najaf.
"Manusia terdiri dari dua jenis, saudara seiman dan setara dalam kemanusiaan," tulis spanduk yang mengutip pepatah Ali.
Laporan AFP, rombongan yang membawa Paus di Najaf dikelilingi oleh pengamanan ketat.
Saat tiba di kantor Sistani, tidak ada pers yang diizinkan untuk masuk. Ayatollah Sistani dikenal sangat tertutup dan hampir tak pernah terlihat di publik.
Meski demikian, salah satu ulama senior Syiah lainnya di Najaf, Ali Bahr al-Ulum memuji terlaksananya pertemuan ini. Sebab, perencanaan pertemuan empat mata kedua pemimpin itu berlangsung berbulan-bulan.
ADVERTISEMENT
"Kami bangga apa yang terwakili dari kunjungan ini dan kami berterima kasih atas semua yang mewujudkan ini," ujar al-Ulum.
Sementara itu, salah seorang perwakilan Vatikan Kardinal Miguel Angle Ayuso menegaskan, pertemuan antara Paus Fransiskus dan Ayatollah Sistani adalah inti dari kunjungan di Irak. Sebab, Paus ingin mempromosikan dialog antar umat beragama.
"Ali Sistani adalah pemimpin agama yang punya otoritas moral tinggi," ucap Ayuso.
Sistani (90) telah lama dikenal sebagai pemimpin umat Syiah dunia. Kurang lebih ada 200 juta pengikut Sistani saat ini.
Sistani memulai pendidikan keagamaan sejak usai lima tahun. Dia mendapat gelar Ayatollah pada era 1990an.
Selain sebagai pemimpin agama, Sistani kerap muncul dengan gagasan politiknya di Irak. Akibatnya pada era Saddam Hussein Sistani sempat dijatuhi hukuman tahanan rumah.
ADVERTISEMENT
Saat AS menginvasi Irak, Sistani muncul sebagai salah satu pendukung langkah tersebut.
Pada 2019 lalu, Sistani mendukung demo besar di Irak menuntut perbaikan sistem layanan masyarakat, dan menolak intervensi asing dalam urusan domestik Irak.