Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) kondisi di Ethiopia bisa dikatakan sebagai krisis kemanusiaan.
“Krisis kemanusiaan skala besar sedang berlangsung,” ucap jubir UNHCR Babar Baloch seperti dikutip dari AFP.
Baloch menyebut, dari data yang mereka terima setiap harinya ada sekitar 4.000 warga Ethiopia menyeberang ke Sudan. Total sudah 27 ribu orang mengungsi di Sudan semenjak konflik bersenjata pecah di Tigray pada dua pekan lalu.
“Pengungsi kabur dari pertempuran yang terus berlanjut itu, tiba dengan selamat dari perjalanan panjang yang melelahkan dengan membawa beberapa barang,” tutur Baloch.
Karena jumlah pengungsi semakin banyak kini Sudan kebanjiran imigran. Situasi seperti ini tidak pernah lagi terjadi di Sudan dalam dua dekade terakhir.
Konflik di Ethiopia bermula pada 4 November 2020. Saat itu, Tentara Ethiopia menyerbu Tigray untuk merespons serangan yang dilakukan Tigray People's Liberation Front (TPLF) ke kamp militer.
ADVERTISEMENT
Diduga pertikaian bermula setelah PM Abiy Ahmad berkuasa sejak 2018. Saat itu, TPLF yang tadinya dekat dengan kekuasaan Pemerintah Pusat mulai terpinggirkan.
TPLF kemudian mulai melakukan pemberontakan kepada Pemerintah Pusat. Pemberontakan berujung pertempuran menyebabkan ratusan orang tewas di Tigray dan puluhan ribu orang kabur ke negara tetangga seperi Sudan.