PBB Peringatkan Bencana Kelaparan di Gaza: 9 dari 10 Orang Tak Makan Setiap Hari

10 Desember 2023 2:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
Seorang wanita duduk bersama anak-anak di luar, saat warga Palestina berlindung di sebuah kamp di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (6/12/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita duduk bersama anak-anak di luar, saat warga Palestina berlindung di sebuah kamp di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (6/12/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pejabat PBB memperingatkan bencana kelaparan yang melanda masyarakat Jalur Gaza, Palestina, akibat gempuran tentara penjajah Israel selama dua bulan belakangan. PBB menyebut operasi kemanusiaan di wilayah yang dikepung oleh Israel itu gagal.
ADVERTISEMENT
Kepada Reuters, Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan PBB, Carl Skau, menyebut pihaknya telah berusaha mengumpulkan bantuan pangan yang cukup untuk satu juta masyarakat Gaza selama sebulan. Bantuan yang telah terkumpul itu berada di Mesir dan Yordania.
"Kami siap untuk bergerak. Truk-truk bantuan ini siap untuk bergerak," kata Skau dilansir Reuters, Minggu (10/12).
Karena operasi yang gagal itu, bantuan makanan yang bisa masuk tersendat. Akibatnya para penduduk Gaza yang bertahan dan selamat dari gempuran tentara Israel kini dihadapkan dengan bencana kelaparan berat.
"Separuh penduduk kelaparan. Sembilan dari sepuluh penduduk bahkan tidak bisa makan setiap hari. Kebutuhan [bahan makanan] di sini sangat besar," tegas Skau.
ADVERTISEMENT

PBB Minta Semua Anggotanya Turun Tangan

Seorang anak makan di luar tenda, saat warga Palestina yang mengungsi, di sebuah kamp di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (6/12/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Dalam keterangan resmi yang diunggah di situs resminya, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCRH) meminta seluruh negara anggota PBB turun tangan menggunakan segala pengaruh yang mereka punya untuk mendorong gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
"Negara-negara anggota PBB harus bergerak sekarang dan bertindak secara kolektif untuk menyelamatkan Gaza dari kehancuran total dan kematian massal demi menjaga alasan PBB ada," tegas para ahli PBB dalam keterangan tersebut.
Seluruh badan kemanusiaan di bawah PBB pekan ini juga sudah mengeluarkan peringatan dengan menyebut situasi di Gaza bersifat "apokaliptik". Mereka menyesalkan gagalnya gencatan senjata kemanusiaan sementara dan dimulainya kembali operasi militer skala besar oleh tentara penjajah Israel di Gaza pada 1 Desember 2023 lalu.
Orang-orang mencari perlindungan setelah dimulainya kembali pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, Jumat (1/12/2023). Foto: Mohammed Abed/AFP
Hanya dalam waktu tujuh hari, Israel telah membunuh lebih dari 2 ribu warga Palestina. Mayoritas atau sekitar 70% di antara para korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Operasi militer yang tiada henti juga memaksa 85% warga Gaza mengungsi.
ADVERTISEMENT
"Tindakan ini merupakan pemindahan paksa sebuah populasi, sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan," tegas para ahli PBB.
"Negara-negara anggota PBB harus melakukan semua yang mereka bisa untuk mengakhiri penderitaan besar di Gaza dan memulihkan perdamaian dan keamanan internasional sebelum kita mencapai titik di mana kita tidak bisa kembali lagi," kata mereka memperingatkan.