PBB: Produksi Kokain secara Global Berada di Titik Tertinggi Selama Pandemi

16 Maret 2023 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kokain. Foto: photopixel/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kokain. Foto: photopixel/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Produksi obat terlarang jenis kokain secara global dilaporkan telah mencapai rekor tertinggi, seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen sejak pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Lockdown yang diberlakukan selama pandemi justru tetap menjadi peluang bisnis bagi para produsen.
Dikutip dari BBC, laporan tersebut dirilis oleh Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC), pada Kamis (16/3).
Dalam laporan itu tertulis, penanaman koka meroket ke tingkat tertinggi selama beberapa tahun terakhir, sebanyak 35 persen di antara tahun 2021 dan 2022.
Laporan UNODC juga menunjukkan, sebagian besar pengedar lebih sering menggunakan layanan pos internasional untuk mengirimkan narkoba kepada para konsumennya.
Kawasan Eropa dan Amerika Utara dilaporkan sebagai pasar terbesar untuk penjualan kokain — diikuti oleh Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia.
Namun, UNODC menemukan munculnya pusat-pusat penjualan kokain baru, seperti di Afrika Barat dan Afrika Tengah.
ADVERTISEMENT
“Data penyitaan menunjukkan bahwa peran Afrika, terutama Afrika Barat dan Tengah, sebagai zona transit kokain dalam perjalanan ke pasar di Eropa telah meningkat secara substansial sejak 2019,” bunyi laporan UNODC.
Tiga tersangka pengguna dan pengedar kokain dan barang bukti diamankan di Polresta Denpasar, Kamis (9/8). Foto: Cisilia Agustina/kumparan
“Baik jumlah total yang disita di Afrika maupun jumlah penyitaan besar tampaknya telah mencapai rekor tertinggi selama tahun 2021,” imbuhnya.
Meskipun laporan UNODC mengatakan pasar jual beli kokain di Afrika dan Asia masih terbatas, tetapi ditegaskan bahwa kedua kawasan tersebut sangat potensial untuk menjadi pasar utama berikutnya — dan bila itu terjadi, maka akan sangat berbahaya.
Masih merujuk laporan UNODC, peningkatan produksi kokain sehingga mencapai di rekor tertinggi ini merupakan hasil dari perluasan penanaman koka, serta peningkatan produksi mengubah koka menjadi bubuk lalu menjadi kokain.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pandemi COVID-19 memang menghambat transaksi jual beli kokain dan narkoba lainnya lantaran perbatasan negara dan jalur internasional yang dibatasi. Permintaan kokain juga sempat merosot selama lockdown berlangsung dan kelab malam serta bar ditutup.
Namun, sambung laporan UNODC, penurunan itu hanya berdampak kecil pada tren jangka panjang. “Pasokan kokain global berada pada tingkat rekor,” tutup laporan tersebut.