PBNU Akan Bantu Pemerintah Sosialisasi Program Vaksinasi di Kalangan Pesantren

13 Januari 2021 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersiap disuntik dosis pertama vaksin corona Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Setpres-Agus Suparto/HO ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersiap disuntik dosis pertama vaksin corona Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Setpres-Agus Suparto/HO ANTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah tokoh agama dan masyarakat juga ikut divaksin bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Rabu (13/1). Salah satunya adalah KH Ahmad Ishomuddin selaku Rais Syuriyah PBNU.
ADVERTISEMENT
Usai divaksin, Ahmad menjelaskan vaksinasi merupakan upaya agar bisa menjaga kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah merupakan sebuah kehormatan dan kewajiban terutama bagi dari tokoh agama dan saya mewakili pengurus besar Nahdlatul Ulama untuk ikut serta vaksin perdana COVID-19," kata Ahmad.
"Saya kira harus menjadi kesadaran bersama seluruh rakyat Indonesia, kita semua, untuk bersama-sama menjaga kesehatan kita agar tidak sakit di masa pandemi, terutama jangan sampai kita ini terserang oleh COVID-19," tambahnya.
Selain itu, Ahmad juga menegaskan komitmen PBNU untuk membantu program vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Salah satunya dengan sosialisasi di kalangan pesantren.
Dengan sosialisasi di pesantren, diharapkan makin banyak masyarakat yang mensukseskan program vaksinasi di samping terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya juga sudah menyampaikan kepada Presiden untuk mengusulkan agar memberi pencerahan kepada masyarakat seluas mungkin," jelasnya.
Presiden Joko Widodo disuntik vaksin corona Sinovac saat vaksiasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Youtube/@Sekretariat Presiden
"Terutama pesantren karena banyak sekali di masa pandemi ini para ulama, pengasuh pesantren, kiai yang meninggal dunia walaupun meninggal dunia bukan hanya karena terinfeksi COVID-19," tambahnya.
Lebih lanjut, PBNU menyadari butuh kesadaran dari tiap orang untuk mematuhi protokol kesehatan. Namun, ia mengingatkan pandemi corona nyata adanya.
"Saya kira kita butuh kesadaran yang penuh bahwa COVID-19 adalah sesuatu yang ada dan memiliki bahaya dan dampak yang saya kira semua merasakan," kata dia.
"Jangan pernah ikuti orang-orang yang pernah mengatakan bahwa COVID-19 ini isu belaka, bahwa ini hanya bisnis belaka," pungkasnya.
ADVERTISEMENT