Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Keberadaan ambulans dengan stiker bendera Indonesia-China di kantor PBNU, Jakarta, menjadi perbincangan di media sosial. Netizen mengaitkan dengan tuduhan China membungkam ormas Islam di Indonesia terkait isu muslim Uighur .
ADVERTISEMENT
kumparan mengecek keberadaan ambulans di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (19/12). Ambulans itu memang terparkir di basement kantor PBNU.
Sebagaimana foto beredar, ada bendera Indonesia dan China di ambulans tersebut, juga tulisan 'Kerja Sama Bantuan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama'.
Wasekjen PBNU, Baidowi Masduki, tak menampik ambulans di kantor PBNU itu adalah bantuan dari China. Menurutnya, tak ada yang salah dengan menerima bantuan dari China.
"Ya enggak apa-apa biarkan saja ramai, dia mau apa. Kita memang ada bantuan dari China dan beberapa negara lain kita terima. Kita tidak pernah menolak bantuan, selama bantuan itu untuk kemanusiaan," tutur Baidowi kepada kumparan.
Namun, Jubir Wapres Ma'ruf Amin itu menolak anggapan bantuan itu terkait dengan dugaan pelanggaran HAM China terhadap muslim Uighur. Menurutnya, hal itu berbeda.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak akan pernah terganggu dengan bantuan kemanusiaan dalam kaitan dengan Uighur. Jadi Uighur itu tetap persoalan kemanusiaan yang kami tidak akan pernah hanya karena bantuan kami melakukan keberpihakan, lantas kami diam terhadap masalah masalah muslim Uighur," terang Baidowi.
PBNU berjanji akan tetap memperjuangkan nasib muslim Uighur yang diduga mengalami penindasan dari pemerintah China.
"Kiai Said sudah tegas mengatakan bahwa sebagai ketum PBNU, apa pun persoalan Uighur itu akan tetap dipersoalkan oleh PBNU. Perkara kami ada kerja sama kemanusiaan, itu persoalan biasa. Karena kami kan juga kan mengincar proses dakwah internasional, itu bagaimana hubungan muslim di China itu diperlakukan secara baik oleh pemerintah China, itu target dari NU," bebernya.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini