Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
PBNU Sayangkan Kader Non NU di PKB Ikut Campuri Konflik
15 Agustus 2024 12:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Umarsyah menganggap Ketua DPP PKB, Ahmad Iman Sukri tidak memiliki kapasitas bersuara di tengah polemik antara PKB dengan PBNU.
ADVERTISEMENT
Umaryah mengatakan, Iman bukan bagian dari nahdliyin yang jatuh bangun dalam pembentukan PKB. Status Iman, kata dia merupakan politikus Partai Rakyat Demokratik (PRD) saat PKB resmi menjadi partai politik.
"Tak hanya Iman, Ketua DPP PKB Dita Indah Sari dan Ketua OC Muktamar PKB Faisol Reza juga mantan politikus PRD," kata Umarsyah dalam keterangannya, Kamis (15/8).
Menurut dia, ketiga nama tersebut baru bergabung menjadi kader PKB setelah PRD mengalami kegagalan dalam Pemilu 1999.
Sebab itu, Umarsyah menegaskan Iman tidak pantas bersuara lantaran berjarak saat pembentukan PKB dan tidak mengetahui lebih dalam cita-cita pendirinya.
"Tidak pada koridornya, tidak pantas," ujar dia.
Menurut Umarsyah, posisi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk membenahi PKB sudah benar. Sebab, dia sudah diberi mandat penuh dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar.
ADVERTISEMENT
"Lebih ngaco kalau tolak mandat kiai-kiai," ujarnya.
Umarsyah memandang, saat ini yang paling utama adalah bersatunya pengurus wilayah (PW) dan pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk sama-sama membenahi PKB.
"Sebagai warga nahdliyin atau yang melahirkan PKB sudah menjadi tanggung jawab bersama membenahi PKB yang sudah melenceng dari khittahnya," tandas dia.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menemui Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar, di kediamannya di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, pada Selasa (13/8).
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Lirboyo, KH Anwar Mansyur; Pengasuh Pesantren Sidogiri, KH Nurhasan; Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz; Wakil Rais Aam PBNU sekaligus Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri, KH Anwar Iskandar; Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH Mutawakil Alallah; Wakil Ketua Umum PBNU, Amin Said Husni; Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf; dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan, Gus Yahya mengatakan bahwa ia ketepatan berada di Surabaya untuk konsolidasi dengan PCNU Surabaya terkait persiapan pelaksanaan Hari Santri 2024.
Dirinya juga dipanggil untuk hadir dan mendengarkan laporan dari Tim Pansus PKB atas pertemuan dan kesepakatan ratusan kiai di Ponpes Tebuireng, Jombang, pada Senin (12/8) soal konflik antara PBNU dengan PKB.
"Sebagaimana diketahui kemarin ada pertemuan di (Ponpes Tebuireng) Jombang untuk membicarakan hal-hal terkait dengan perkembangan di dalam PKB, yang dihadiri oleh Kiai Anwar Iskandar dan Kiai Amin Husni yang mendapatkan tugas dari PBNU untuk mendalami masalah-masalah terkait hubungan antara PKB dengan NU," kata Gus Yahya kepada wartawan usai pertemuan, Selasa (13/8).
Gus Yahya menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan mandat dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk memperbaiki PKB. Hal itu sesuai dengan laporan pertemuan ratusan kiai di Jombang kemarin.
ADVERTISEMENT
"Dan kemudian saya mendapatkan perintah dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari Kiai Anwar Iskandar dan Pak Amin Husni tersebut," jelasnya.