Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
PDIP: 18 Maret Mega-Jokowi Sepakat Usung Ganjar Capres, tapi Ada yang Berubah
2 November 2023 17:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pak Ganjar lahir dari proses bersama Pak Jokowi. Pada tanggal 18 Maret kalau tidak salah, ada pertemuan 3 jam, 2 jam dengan Bu Mega, 1 jam kami ikut mendampingi bersama Mas Pramono Anung, di situ sebenarnya sudah disepakati untuk mencalonkan Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto di GBK, Senayan, Kamis (2/11).
Setelah kesepakatan itu, kata dia, Jokowi sering mengeluarkan sinyal pemimpin berambut putih yang identik dengan Ganjar. Namun, Hasto menuturkan seseorang bisa berubah di tengah jalan.
"Pak Ganjar lahir kan yang mengatakan rambut putih siapa? Kan itu dicatat oleh rakyat. Tetapi seseorang bisa berubah," ujar Hasto.
"Tapi kalau bagi Bu Mega, bagi kami, karena rakyat Indonesia itu juga kokoh. Kalau enggak, mana ada perjuangan sejak Pangeran Diponegoro, kemudian Sultan Ageng Tirtayasa, Laksamana Malahayati, semua kan berjuang demi kemerdekaan," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Hasto menuturkan saat ini Megawati dan PDIP tetap konsisten mengusung Ganjar, meski Jokowi berubah sikap di 2024.
"Meskipun menghadapi tantangan-tantangan tapi bangsa Indonesia ini bangsa yang sangat konsisten. Konsistensi itulah yang ditangkap juga oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dan kami semua sebagai karakter dari bangsa ini. Bangsa kita enggak pernah berubah-ubah. Ketika ada yang berubah pasti ada tanda tanya," kata Hasto.
Lebih lanjut, Hasto membantah PDIP sempat akan bergabung dengan koalisi besar yang kini mengusung Prabowo Subianto.
"Jadi kita ini bukan koalisi besar atau tidak kita ini menghasilkan pemimpin yang menjawab persoalan bangsa dan negara. Baru di situ ada kesesuaian terhadap visi misi kepemimpinan," tutur dia.
"Itu yang dilakukan PDIP, betul-betul Bu Mega berkontemplasi sehingga melahirkan Pak Ganjar dan Prof Mahfud MD itu semua demi kepentingan bangsa dan negara," tutup Hasto.
ADVERTISEMENT